MakaYesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” – Yohanes 8:12. Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” – Lukas 9:62 Subeno. MAKNA MENGIKUT YESUS LUKAS 957-62. Gereja Tuhan secara reguler telah menjalankan Baptis, Sidi dan Atestasi sebagai moment masuknya beberapa orang menjadi anggota Gereja yang percaya kepada Kristus. Namun seringkali orang Kristen menyatakan kesediaannya untuk mengikut Kristus tanpa disertai dengan kedalaman makna yang sesungguhnya melainkan memegang prinsip pokoknya percaya kepada Tuhan Yesus’. keuangan, bisnis, otomotif Prinsip semacam ini sangat berbahaya karena Iblis pun percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juru selamat dunia dan Oknum kedua dari Allah Tritunggal. Justru, itulah yang dijadikan sebagai alasan untuk merusak dan menghancurkan seluruh misi-Nya atas umat manusia. Ironisnya, banyak orang dunia tidak mau percaya kepada-Nya. Dan jika orang Kristen percaya kepada Tuhan sama seperti Iblis percaya kepada-Nya maka Kekristenan tidak berbeda dengan Iblis. Masalah ini termasuk sangat serius karena Kekristenan ditempatkan pada posisi yang salah sehingga pengertian percaya kepada Kristus harus ditegaskan lagi. Ketika mengikut Dia maka anak Tuhan harus menunjukkan kesungguhannya dalam beriman kepada Yesus sebagai dasar iman Kristen sejati. Dan dalam Lukas 957-62 Tuhan Yesus memberikan 3 contoh negatif agar semua pengikut-Nya secara serius mampu memahami makna mengikut Dia. Sebelum Yesus mengajarkan hal mengikut Dia, Lukas mencatat bahwa konteks pembahasan perihal ini memungkinkan timbulnya pergunjingan tentang seseorang yang ingin memahami makna mengikut Yesus sehingga ia harus berhadapan dengan kondisi rancu dan membingungkan. Konteks pembahasan berita ini dimulai dengan pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus Lukas 943b-45. Ketika menyampaikan berita tentang penderitaan-Nya, Tuhan Yesus sedang berbeban berat dan bersusah hati. Namun para murid-Nya tidak menghiraukan kesusahan dan penderitaan Sang Guru melainkan mulai mempergunjingkan siapa yang terbesar di antara mereka. Tingkah semacam ini sungguh tidak pantas dilakukan oleh para murid yang berstatus sebagai pengikut Kristus. Kasus ini berlanjut dengan adanya seseorang yang bukan murid Yesus tapi mampu mengusir setan seperti yang dilakukan oleh para murid Lukas 949-50 sehingga melihat kenyataan tersebut, mereka menjadi kebingungan dan berkata, “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Setelah kasus ini, barulah Lukas menceritakan 3 contoh yang diberikan oleh Tuhan Yesus untuk menunjukkan bahwa kedua kasus di atas tidak sesuai dengan model pengikut Yesus sejati supaya semua orang Kristen dapat mengevaluasi diri karena sesungguhnya mengikut Yesus menyangkut keseluruhan integritas. Pertama, dikisahkan dalam Lukas 957, “Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus “Aku akan mengikut Engkau, kemana saja Engkau pergi.” Komitmen yang ditunjukkan dengan antusias seperti ini termasuk sangat baik namun Tuhan Yesus yang telah mengetahui maksud dan tujuannya, memberikan respon negatif dengan mengatakan, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” Lukas­ 958 yang berarti bahwa tidak ada yang dapat diharapkan dari-Nya karena Ia tidak dapat dimanipulasi oleh siapa pun. Contoh pertama ini memperlihatkan adanya problem motivasi dalam mengikut Yesus. Banyak orang telah menyaksikan berbagai mukjizat yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus dan sebagian besar dari mereka berpikir bahwa mengikut Dia merupakan suatu keuntungan besar karena Ia sanggup memberikan kenikmatan hidup di dunia ini. Dengan kata lain, mereka bersedia mengikut Dia karena adanya prospek yang dikejar yaitu harapan mereka bahwa suatu saat nanti Tuhan Yesus akan menjadi raja atas bangsa Israel dan salah satu di antara mereka akan diangkat menjadi perdana menteri, sedang murid yang lain akan mendapatkan posisi di senat. Motivasi semacam ini mutlak salah dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga perlu dimurnikan dari penyelewengan motivasi yang disebabkan oleh keinginan pribadi. Seperti pembahasan pada Minggu lalu, orang Yahudi berpikir untuk menjadikan Yesus sebagai raja agar mereka dapat makan kenyang setiap hari. Dengan kata lain, menjadikan Yesus sebagai raja merupakan pemecahan masalah kesulitan pangan yang sering kali terjadi. Jika Yesus mampu memberi makan sepuluh ribu orang hanya dengan bermodalkan 5 roti dan 2 ekor ikan maka tentu Ia sanggup memberi makan seluruh rakyat di negara tersebut dan kesejahteraan masyarakat akan terjamin. Selain aspek pangan, orang Yahudi juga mempertimbangkan aspek kesehatan. Mereka sudah sering memperhatikan mukjizat penyembuhan yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus. Karena itu, mereka berpikir jika Ia menjadi raja maka tidak perlu lagi pergi ke dokter dan terbeban dengan biaya pengobatan. Dengan motivasi semacam itu, mereka telah membuat kesalahan terbesar yang akhirnya memukul dan menyusahkan mereka sendiri karena seharusnya mereka tidak layak untuk menuntut apa pun dari Tuhan Yesus. Kasus seperti ini terjadi tidak hanya pada jaman dulu tapi hingga saat ini. Banyak orang Kristen mengikut Yesus dengan motivasi yang salah antara lain untuk mencari kenikmatan hidup dan menghindari kesusahan, masalah serta penderitaan. Kedua, dalam Lukas 959 dicatat bahwa Tuhan Yesuslah yang berinisiatif kali ini dengan berkata, “Ikutlah Aku.” Tetapi orang yang diajak-Nya memperlihatkan keberatan dengan menjawab, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Lalu Ia sekali lagi berespon negatif, “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana” Lukas 960. Ungkapan menguburkan bapaku’ bukan berarti ayahnya telah meninggal tapi menunjukkan bahwa seorang anak dianggap sudah menyelesaikan tanggung jawabnya kepada orang tua setelah mereka meninggal. Jika mereka masih hidup maka si anak harus taat mutlak kepadanya. Menurut logika manusia, budaya ini memang wajar namun dalam prinsip kebenaran firman Tuhan, konsep ini sangat tidak wajar dan bersifat merusak karena Kekristenan menuntut setiap anak Tuhan untuk mengetahui dan memahami ordo secara tepat. Sudah selayaknya, seorang anak harus tunduk kepada orangtua tapi ia harus lebih tunduk kepada Tuhan daripada orangtuanya karena otoritas Tuhan berada di posisi yang lebih tinggi daripada orangtua. Sedangkan ungkapan orang mati menguburkan orang mati’ secara esensial mempunyai pengertian bahwa biarlah orang yang binasa karena melawan Tuhan, menguburkan sesamanya. Selanjutnya, Tuhan memerintahkan, “Pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah” sebagai bukti keselamatan seorang anak Tuhan. Pada contoh kedua di atas, Tuhan Yesus menunjukkan otoritas-Nya dengan berinisiatif mengajak manusia untuk mengikut Dia. Otoritas yang digunakan dalam relasi ini adalah tepat, layak dan pantas karena Dialah Allah yang berhak memerintah dan menuntut manusia untuk mengikut Dia. Ironisnya, manusia justru menunjukkan respon keberatan. Ini menandakan bahwa manusia telah gagal dalam pemahaman ordo secara tepat dan penentuan prioritas dalam hidupnya. Dengan demikian, Tuhan sedang dilecehkan dan ditempatkan pada posisi yang tidak pantas. Padahal mengikut Yesus menuntut satu konsep tertinggi di mana Kristus diposisikan sebagai Tuhan dan yang lain berada di bawahnya berdasarkan konsep Ketuhanan Kristus. Dalam Teologi Reformed, ini dikenal sebagai the Lordship of Christ. Kalau tidak demikian maka akan muncul tuhan lain yang menuntun manusia pada jalur kebinasaan sehingga seluruh hidupnya tidak akan cukup memadai untuk memberitakan Injil. Karena itu, Pdt. Stephen Tong seringkali menekankan bahwa ini adalah Gereja Reformed Injili supaya semangat penginjilannya tidak hilang. Ketiga, Tuhan Yesus tidak lagi berinisiatif mengajak melainkan manusia kembali menunjukkan inisiatifnya untuk mengikut Dia namun masih disertai dengan suatu keberatan, “Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku” Lukas 961. Maka respon negatif segera diberikan oleh Tuhan Yesus, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah” Lukas 961. Kebiasaan minta ijin ini sering kali membahayakan Kekristenan sehingga harus diwaspadai. Jika mau mengikut Dia, Tuhan Yesus menuntut jemaat-Nya untuk tidak menengok ke kanan dan kiri lalu minta ijin untuk berhenti sejenak, karena banyaknya godaan di sekeliling yang sanggup memancing mereka untuk keluar dari jalur Tuhan.. Jadi, pengikut Yesus sejati adalah mereka yang mengikut Dia dengan motivasi murni yaitu menyadari bahwa dirinya adalah ciptaan Tuhan namun telah menyeleweng dan mengikut Setan sehingga ia harus kembali pada jalan Tuhan yang benar. Motivasi ini harus disertai dengan keseriusan dan kesediaan untuk taat mutlak pada Tuhan karena prioritas ordo-Nya berada di posisi pertama dan terutama. Semua ini dapat dicapai dengan berjalan lurus dan mengikut Dia. Alkitab tidak pernah mengajarkan orang Kristen untuk berpengalaman negatif. Realita negatif memang ada di dunia ini namun Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan baik dan positif. Dan ketika masuk ke dalam pengalaman negatif, berarti manusia mulai berjalan menuju pada kebinasaan secara bertahap. MAKNA MENGIKUT YESUS LUKAS 957-62 Amin. Petrus orang yang mengenal Yesus dengan sangat baik, mengatakan bahwa pengenalan akan Allah dan akan Yesus Tuhan kita akan melimpahi kita kasih karunia dan damai sejahtera ( 2Petrus 1:2 ). Pengenalan akan Yesus memberi kita segala Semua gambarFotosIlustrasiVektorVideoMusikEfek suaraGIFPenggunaOpsi PencarianMediaFotosIlustrasiVektorVideoMusikEfek suaraGIFMenemukanPilihan editorKoleksi TerkurasiGambar PopulerVideo PopulerMusik PopulerPencarian PopulerKomunitasKreatorForumBlogKameraTentangTentang KamiFAQRingkasan LisensiSyarat-syarat servisPrivasiKebijakan CookieAPIČeĆĄtinaDanskDeutschEnglishEspañolFrançaisIndonesiaItalianoMagyarNederlandsNorskPolskiPortuguĂȘsRomĂąnăSlovenčinaSuomiSvenskaTĂŒrkçeViệtàč„àž—àžąĐ‘ŃŠĐ»ĐłĐ°Ń€ŃĐșОРуссĐșĐžĐčΕλληΜÎčÎșÎźæ—„æœŹèȘží•œê”­ì–Žçź€äœ“äž­æ–‡Semua gambarFotosIlustrasiVektorVideoGIFMusikEfek suaraSemuaDatarTegakLebih besar darixLatar belakang transparanHitam dan putihSemua< 24 jam< 72 jam< 7 hari< 6 bulan< 12 bulanSafeSearchTerkiniPilihan editorSedang trenPaling relevan pengkhotbah gereja alkitab agama kekristenan kristen yesus kristus tuhanGambar tajaan iStock LIMITED DEAL 20% off with PIXABAY20 couponSee more on iStock Gambar-gambar bebas royaltimimbar buku membukakristus patung petircap catatan penyimpanankhotbah mimbar bukuyesus khotbah di bukitai dihasilkanpendeta pengkhotbahbuku pelatihankristen gereja kleruspengkhotbah jepitan bajugaris pakaian cucianpengkhotbah pengeringkursi khotbah tebingcaversham gereja baptisalkitab ceritapengkhotbah kursipengkhotbah pendetahitam dan putih p bbiarawan berkhotbahcaesar khotbah romaalkitab ayat tuhanalkitab pena tuhanalkitab studi alkitabperingatanlaudare memujifakspengkhotbah ilustrasinabi yesus khotbahfaksakhirat buruk pembaptispendeta alkitabakhirat buruk pembaptisyesus rasul yerusalemalkitab mp3 khotbahtuhan kakek-nenek bijakkarakter komik parsonalkitab ceritaalkitab ceritaalkitab ceritapengkhotbah misipria muslim langkahkursi khotbahbiarawan berkhotbahgaris pakaianyesus injilgereja di dalamikan kristen kristuspenyimpanan pengingatai dihasilkan alkitabtanda pagarpendeta kristen jubahyesus keyakinan kristenlaki-laki kulit putihkatedral perancisakhirat buruk pembaptisperintah musa ibranialkitab khotbah mp3karakter gereja ulamaakhirat buruk pembaptiskhotbah alkitab kristenmimbar gerejayesus patung angkayesus patung bolamemesan pengkhotbaheisenach thuringiayesus dari nazarethyesus patung hari natalmimbar khotbahmakanan waktu rotigajah belalai tandast matius buku membacaalkitab kitab suciyesus dari nazarethbaca ibrani berdoasukanah bertobat memegereja pendeta mopendeta pengkhotbahkhotbah di bukit kristusbuku berdiri membacaaltar berdoa doaalkitab garam dan terangberdoa tangan priafakspatung angka logamyesus patung angkajendela gerejapendeta menteri gerejapaduan suara gerejabinarkaisar liarbuku alkitab tuapria muslim dudukpatung budaya rakyatkhotbah italia eropakristus imanpendeta kristen kartunsakraman tuan rumahperingatan teguranberdoa khotbahpendeta kristen kartun1-100 dari 171 gambar-gambar Laman Selanjutnya / 2Gambar tajaan iStock LIMITED DEAL 20% off with PIXABAY20 couponSee more on iStock KhotbahMatius 8:18-22, Minggu 30 Juni 2013. Introitus : lalu Ia berkata kepadanya:"Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia (Matius 9 :9b) Bacaan : I Raj-raja 19: 19 -21; Khotbah : Matius 8 : 18 – 22. Thema : “Setialah mengikut Yesus” (“Setialah ngikutken Jesus”) Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, mungkin kita masih Naskah Khotbah tentang Mengikut Yesus “Khotbah tentang Mengikut Yesus” PENDAHULUAN Kamus Webster mendefinisikan orang Kristen sebagai “orang yang mengaku percaya kepada Yesus sebagai Kristus, atau percaya kepada agama yang berdasarkan pengajaran Yesus.” Walaupun ini adalah definisi yang bagus dalam memahami apa itu orang Kristen, tetapi definisi ini kurang dapat menjelaskan kebenaran Alkitab mengenai apa artinya menjadi seorang Kristen. Sesungguhnya kata “Kristen” digunakan tiga kali dalam Perjanjian Baru Kisah Rasul 1126; 2628; 1 Petrus 416. Dimana dijelaskan bahwa para pengikut Yesus Kristus pertama kali digelari “Kristen” di Antiokhia Kisah Rasul 1126 karena kelakuan mereka, kegiatan dan kata-kata mereka yang seperti Kristus. Pada mulanya istilah ini dipakai oleh orang-orang tidak percaya di Antiokhia sebagai ejekan dan penghinaan terhadap orang-orang Kristen. Secara harafiah istilah “Kristen”, dalam bahasa yunani memiliki arti “menjadi bagian dari kelompok Kristus” atau “pengikut Kristus,” “peniru-peniru Kristus Yesus” . Sayangnya, setelah sekian waktu lamanya, kata “Kristen” telah kehilangan sebagian besar dari maknanya dan sering dipergunakan untuk seseorang yang tampak beragama atau yang memiliki nilai-nilai moral yang tinggi, dan bukan dipakai untuk pengikut atau peniru cara hidup Yesus Kristus. Banyak orang yang tidak percaya menganggap orang-orang Kristen adalah mereka yang suka ke gereja atau mereka yang tinggal di negara “Kristen”. Kebenarannya adalah pergi ke gereja setiap minggu, suka membantu orang lain bersosial, menjadi orang baik, semua itu tidak menjadikan anda orang Kristen. Seperti ada ungkapan, “Pergi ke gereja tidak membuat orang jadi orang Kristen, sama seperti masuk ke garasi tidak membuat orang jadi mobil.” Bahkan menjadi anggota gereja, mengikuti kebaktian secara teratur dan menyumbang untuk gereja tidak membuat Anda menjadi orang Kristen. KALIMAT PERALIHAN Jadi apa artinya menjadi orang Kristen? Mari kita akan mulai dengan menyamakan persepsi dulu, ikut Yesus yang mana? Sebab sesungguhnya ada kemungkinan bisa-bisa Yesus yang anda ikuti dengan yang saya ikuti berbeda. Mari kita baca dari Lukas 218 ini adalah ucapan Tuhan Yesus sendiri Jawab-Nya "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata Akulah Dia, dan Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. ISI Yesus adalah nama umum di tanah Israel, seumum nama Joko, di pulau Jawa. Oleh karena itu Tuhan Yesus sering disebut sebagai Yesus, orang Narazareth, untuk memperjelas Yesus yang mana yang sedang dimaksud. Ada juga Yesus, Anak Yusup. Di Alkitab ada juga Yesus Barabas, Yesus Yustus. Bahkan Yosua adalah nama Yesus dalam bahasa ibrani. Jadi saat anda berkata anda orang Kristen, anda ikut Yesus; maka anda ikut Yesus yang mana??? Itu jadi pertanyaan penting. Sebab firman Tuhan yang tadi kita baca memperingatkan kita, akan ada banyak orang yang memakai nama Yesus. Dan bahkan bukan hanya memakai nama Yesus, dia akan berkata “Akulah Yesus”, dan Tuhan sudah memperingatkan “Janganlah kamu mengikuti mereka”. Ikutilah Yesus yang benar! Setidaknya ada dua kemungkinan Yesus yang dapat anda ikuti 1 Yesus Menurut Pemikiran Anda Sendiri Menurut Kata Orang Beberapa bulan lalu kita ada belajar mengenai istilah Kristen Atheis. Saudara masih ingat? Tentang orang-orang Kristen yang mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi pada dasarnya tidak kenal siapa Tuhan itu. Dan hasilnya, banyak orang Kristen mengaku menjadi pengikut Yesus. Tetapi karena dia tidak kenal siapa Yesus sebenarnya, dia membuat Yesus menurut pengertiannya sendiri. Yang tidak ada di Alkitab. Seperti A. Yesus yang pasti menyembuhkan orang sakit. Dia adalah “Tabib yang Ajaib” Kata Yesus adalah “Tabib yang Ajaib” tidak pernah ada di dalam Alkitab. Tidak ada ayatnya. Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan bahwa kalau engkau sakit, tidak perlu ke dokter, tidak perlu minum obat, tidak perlu operasi, cukup hanya dengan berdoa. = Tuhan Yesus tidak pernah mengajar demikian. Bahkan Tuhan Yesus mengatakan “orang sakit itu memerlukan tabib, memerlukan dokter”. Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Lukas 531 Jadi mengajarkan bahwa Yesus mengajar kita untuk tidak boleh ke dokter itu artinya tidak punya iman, kalau minum obat itu berarti tidak percaya bahwa Tuhan Yesus mampu menyembuhkan - adalah omong kosong. Karena itu tidak ada di dalam Alkitab. Mohon jangan salah mengerti, jangan salah faham. Alkitab memang benar mengajar mukjizat kesembuhan itu ada. Sampai hari ini itu masih berlangsung, masih sering terjadi dimana-mana. Berharap dan berdoa untuk mukjizat kesembuhan bukanlah sebuah kesalahan. Tetapi memaksa orang untuk percaya bahwa ketika anda sakit “Cukup hanya berdoa, dan pergi ke dokter adalah tindakan berdosa karena tidak beriman” adalah “PENYESATAN”. Bahkan mengajar seseorang bahwa anda dapat disembuhkan kalau anda punya iman juga adalah salah. Sebab di dalam Alkitab apakah Paulus tidak punya cukup iman untuk disembuhkan? Apakah juga Timotius tidak punya cukup iman untuk disembuhkan? Kebenarannya adalah Tuhan tidak selalu bekerja menyembuhkan orang dengan cara mukjizat. Dia bisa memakai dokter, memakai obat yang kita minum untuk menyembuhkan kita. Dan justru tampaknya Tuhan menikmati memakai cara biasa ini, karena dalam proses ketika kita sedang sakit, berdoa memohon kesembuhan, meminum obat dari dokter - hasilnya seringkali iman kita bertumbuh. Mengatakan Yesus adalah “Tabib yang Ajaib” lebih terdengar seperti Yesus adalah “Dukun yang hebat”, dan itu adalah Yesus yang palsu. B. Yesus yang membawa seseorang jalan-jalan ke neraka. Kita sangat suka dengan cerita yang seru. Apalagi mendengar tentang seseorang yang pernah diajak oleh Tuhan Yesus pergi ke neraka, jalan-jalan sebentar, lalu pulang kembali ke dunia. Lalu untuk disuruh memberitakan injil tentang “Neraka itu sangat menakutkan maka bertobatlah”. Saya akan katakan ini berulang-ulang “Yesus yang seperti ini tidak ada di Alkitab”. Dan saya heran bahwa cerita-cerita seperti ini bukanlah yang pertama. Setidaknya ada lebih dari 7 orang yang pernah mengaku pergi ke neraka. Dan cerita mereka pergi ke neraka kebanyakan dimulai dari bahwa dia sedang tertidur lalu dibawa Tuhan ke neraka – atau sedang pingsan apakah ini bukan mereka bermimpi? Dan anehnya lagi cerita mereka tentang neraka TIDAK PERNAH sama. Ada yang bilang neraka itu ada gerbangnya, ada yang bilang neraka itu seperti mangkok isinya lautan api, ada yang bilang neraka itu gelap gulita. Apakah mereka pergi ke neraka yang sama? Atau ada banyak tempat neraka??? Yesus yang mengajak orang ke neraka, tidak ada di Alkitab. Ini jelas adalah Yesus yang palsu. Tuhan Yesus tidak perlu untuk mengajak orang ke neraka dulu supaya ia mau untuk pergi mengabarkan injil. Dan bukan hanya orang-orang mengaku pernah ke neraka, ada juga yang mengaku pernah di ajak Tuhan Yesus ke surga. Ada banyak juga yang ini. Yang ini juga sama kacaunya. Ada seseorang korea Choo Thomas yang mengaku diajak Tuhan Yesus ke surga sebanyak 17x, lalu ia menulis buku berjudul “Heaven is So Real”. Dan yang anehnya adalah karena sudah ke surga 17x, ia mengaku mendapat pengurapan Roh Kudus sehingga tubuhnya selalu bergetar, dan kalau ia berhenti bergetar ia merasa perutnya mengejang sakit sekali, seakan-akan mau meledak. Sebab itu adalah tanda bahwa Tuhan Yesus terus mengutusnya untuk pergi memberitakan kepada orang-orang bahwa surga itu nyata. Yesus yang seperti ini, juga tidak ada di Alkitab. Ini adalah Yesus yang palsu. C. Yesus yang Hanya Menjawab Doa yang Mendetail Seorang Pdt di korea mengajar jemaatnya untuk berdoa dengan sangat detail, sebab jika tidak detail, Tuhan tidak dapat menjawab doa orang tersebut. Apakah betul bahwa Tuhan TIDAK DAPAT menjawab doa yang tidak detail?? Ia lalu menceritakan bagaimana ia belajar berdoa. Ketika ia mulai menggembalakan jemaatnya di Seoul, ia sangat miskin dan tinggal di sebuah kamar. Kemudian ia ingin tahu apa yang harus dilakukan dengan mencoba bekerja tanpa ranjang, meja dan kursi, atau alat transportasi, dan ia mulai berdoa kepada Allah memohon hal-hal yang diperlukan. Ia sungguh-sungguh memohon sebuah meja, kursi dan sepeda, tetapi setelah enam bulan ia tidak memperoleh tiga benda itu dan ia menjadi sangat berkecil hati. Ia menceritakan - "Kemudian saya duduk dan mulai menangis. Tiba-tiba Tuhan Yesus berkata, "AnakKu, Aku sudah lama mendengar doamu." 'Tanpa berpikir saya langsung berujar, "Lalu dimana meja, kursi dan sepedanya?" 'Kemudian Roh Yesus berkata, "Ya, itulah masalah yang engkau hadapi dan semua anak-anakKu. Mereka memohon kepadaKu, meminta segala permintaan, tetapi mereka memohon dengan cara yang tidak jelas, sehingga Aku tidak menjawabnya. Apakah kamu tidak tahu bahwa ada lusinan jenis meja, kursi dan sepeda? Namun jelas engkau memohon sebuah meja, kursi dan sepeda kepadaKu. Engkau tidak pernah menyebutkan sebuah meja, kursi dan sepeda secara spesifik." Pendeta tersebut kemudian menceritakan bagaimana kemudian ia mulai menyebutkan secara spesifik semua barang yang ia minta dan doakan. Salah satunya dia berdoa untuk, 'Bapa, saya ingin mempunyai sebuah sepeda buatan Amerika, dengan gigi yang ada di samping, warna merah ...' Kemudian ia menceritakan bagaimana ia berdoa untuk kebutuhannya 'Saya memesan barang-barang tersebut dengan cara yang begitu jelas, sehingga Allah tidak mungkin membuat kesalahan dalam memberikannya. Pendeta ini mengatakan bahwa Allah tidak akan pernah menerima doa-doa yang tidak jelas. Betulkah Allah yang Maha Kuasa menjadi begitu kesusahan dengan doa yang tidak jelas? Bahkan suata kali ia mendoakan seorang wanita lajang yang berumur lebih dari tigapuluh tahun, yang ingin menikah, namun saat itu belum menemukan calon suami yang prospektif. Pendeta ini bertanya kepadanya sudah berapa lama ia memohon seorang suami, dan ia menjawab bahwa sudah lebih sepuluh tahun. Kemudian pendeta tersebut kembali berkata, 'Mengapa Tuhan tidak menjawab doamu selama sepuluh tahun lebih ini? Suami bagaimana yang engkau mohonkan itu?' Ia mengangkat bahunya dan menjawab, 'Ya, itu sih terserah kepada Tuhan. Tuhan tahu segala sesuatu.' Ia menanggapi dengan berkata sebagai berikut 'Itu adalah kesalahanmu. Sambil menyuruh wanita itu duduk dengan kertas dan pensil, ia lanjut bertanya serangkaian pertanyaan 'Jika engkau menuliskan jawaban-jawaban atas pertanyaanku, maka saya akan berdoa bagimu. Jawab pertanyaan ini 1 putih atau hitam? 2 tinggi atau pendek? 3 langsing tampan atau gemuk menyenangkan? 4 hobi apa? Musik 5 pekerjaan? Guru. Oke, tutup mata, bayangkan suamimu sekarang dan berdoalah. Dengan membaca tentang ini, saya malah melihat Yesus bukan sebagai Tuhan, tetapi malah mirip jin dalam botol. Ini jelas bukan Yesus yang benar. Ini tidak ada di Alkitab. Ini Yesus yang palsu. Ini adalah Yesus-Yesus Palsu. Yesus-Yesus yang tidak pernah ada di dalam Alkitab. 2 Yesus yang Menurut Alkitab adalah Satu-Satunya Yesus yang Benar Yesus sebagai “Isa” ada disebut di dalam kitab suci agama lain. Tetapi itu bukanlah Yesus yang benar. Mereka mengajarkan bahwa Yesus adalah nabi besar, tetapi bukanlah Juru Selamat. Yesus yang seperti Alkitab ajarkan adalah satu-satunya Yesus yang benar, yang harus kita ikuti. Waktu banyak orang berbicara tentang Yesus, mengajar tentang Yesus, berkata bahwa Ia bahkan meneladani Yesus, kita perlu menilai lebih dulu apakah itu adalah Yesus yang ada di dalam Alkitab? Atau yang bukan? Dan untuk itu bisa terjadi bagaimana dengan saat teduh anda? Apakah anda makan rohani setiap hari sama seperti anda makan jasmani setiap hari? Dan jika tidak tiap hari, jika hanya seminggu sekali, tolong jangan salahkan gereja, jangan salahkan komsel, jika anda menjadi lesu secara rohani. Jika anda mau semangat secara rohani, anda perlu makan secara rohani. Membaca Alkitab, bersaat teduh setiap hari. PENUTUP Mengikut Yesus berarti menjadikan DIA sebagai satu-satunya standar kehidupan kita. Mengikut Yesus adalah berarti anda hidup dalam misi Tuhan. Pertama-tama kita perlu pastikan Yesus mana yang kita ikuti? Yang menurut pemikiran kita sendiri, menurut kata orang lain, atau menurut Alkitab? Jangan tertipu banyak Yesus yang palsu di luar sana. Baca Alkitab anda setiap hari. Saat teduh lah setiap hari, supaya anda tidak mudah tertipu oleh ajaran palsu. Tuhan Yesus berkati. Khotbah lainnya dapat ditemukan DISINI. Yohanes1:35-42 | Transformasi Kehidupan. Hari ini kita mau membicarakan salah satu pokok terpenting dalam kehidupan orang percaya. Transformasi Kehidupan yang mengubah kehidupan lama kita dan mulai masuk ke dalam lembar kehidupan yang baru. Transformasi sendiri datang dari kata trans dan formasi, yang artinya adalah ‘alih bentuk’.
ArticlePDF Available AbstractFrom every generation, believers receive instruction that aims to strengthen faith and educate believers to become militant disciples of Christ, and have readiness to serve God in accordance with the true concept of Christian thought. Thus believers must dare to deny themselves, and carry the cross every day and follow Jesus Christ who is the Lord and Savior. This article had purpose to give the understanding biblically the concept of self-denying, carrying cross and following Jesus according to the text of Luke 923-26. AbstrakDari setiap generasi, orang percaya menerima pengajaran yang bertujuan untuk meneguhkan iman serta mendidik orang-orang percaya untuk menjadi murid Kristus yang militan, serta memiliki kesiapan untuk melayani Tuhan sesuai dengan konsep pemikiran Kristen yang benar. Orang percaya harus mau menyangkal diri, dan memikul salib setiap hari serta mengikut Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara biblikal konsep menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus sesuai dengan teks pada Lukas 923-26. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Danny Yonathan Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 121 Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus Sebuah Analisis Biblikal Lukas 923-26 Danny Yonathan Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup yonathandanny1 Abstract From every generation, believers receive instruction that aims to strengthen faith and educate believers to become militant disciples of Christ, and have readiness to serve God in accordance with the true concept of Christian thought. Thus believers must dare to deny themselves, and carry the cross every day and follow Jesus Christ who is the Lord and Savior. This article had purpose to give the understanding biblically the concept of self-denying, carrying cross and following Jesus according to the text of Luke 923-26. Keywords cross carrying, following Jesus, self-denied Abstrak Dari setiap generasi, orang percaya menerima pengajaran yang bertujuan untuk meneguhkan iman serta mendidik orang-orang percaya untuk menjadi murid Kristus yang militan, serta memiliki kesiapan untuk melayani Tuhan sesuai dengan konsep pemikiran Kristen yang benar. Orang percaya harus mau menyangkal diri, dan memikul salib setiap hari serta mengikut Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara biblikal konsep menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus sesuai dengan teks pada Lukas 923-26. Kata Kunci menyangkal diri, memikul salib, mengikut Yesus PENDAHULUAN Di dalam sejarah tercatat secara jelas bahwa kekristenan selalu mengalami penindasan, penganiayaan, bahkan bukan hanya harga diri, materi duniawi saja melainkan nyawa juga dikorbankan, ada banyak orang-orang percaya yang mati demi Injil Kristus. Namun pada realita yang sering kali terjadi saat ini, orang-orang percaya justru lebih memilih menyangkal imannya kepada Yesus demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan kedudukan, jabatan, harta, penerimaan, pasangan hidup dibanding harus hidup dalam penyangkalan diri dihadapan Tuhan. Andar mengemukakan bahwa ”Yesus adalah Allah yang bersimpati dan solider dengan penderitaan manusia, orang yang diperhitugkan sebagai anggota kerajaan Allah adalah orang yang merasa dirinya tidak mempunyai prestasi apa-apa dihadapan Allah tetapi mau mengikuti Dia dengan jujur dan setia dalam iman”, dari pernyataan ini mengindikasikan bahwa iman menjadi dasar bagi seseorang untuk mampu memikul salib Kristus dengan setia Andar Ismail, selamat Mengikut Dia, Jakarta BPK Gunung Mulia, 2000, hlm. 82 Vol 1, No 2, Maret 2019; 121-137 ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print Available at Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 1, No 2, Maret 2019 Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 122 Menyangkal Diri Dalam pengertian bahasa aslinya menyangkal diri memiliki pengertian harus menolak, menyangkal, tidak mengindahkan, tidak berbohong, sedangkan kata diri merupakan kata ganti kepemilikan artinya “ diri sendiri. kata menyangkal diri dalam luk 923 merupakan bebtuk kata perintah yang sanggat penting sekali, dan harus dilakukan. Bila diterjemahkan dalam Kamus besar Bahasa Indonesia memiliki pengertian membantah, tidak mau menuruti. tidak membenarkan diri sendiri.”Seperti yang telah ditulis dalam Injil Lukas 9 23 bahwa “setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya
” Charles F. Pfeiffer menafsirkan kata menyangkal diri sebagai berikut menyangkal artinya sama dengan yang dilakukan oleh Petrus pada saat Yesus diadili, dia menolak mengakui bahwa dia mengenal artinya untuk mengikut Yesus, untuk menjadi orang yang percaya kepada Yesus itu tidaklah mudah. Seseorang harus keluar dari situasi kenyamanan, mengabaikan kepentingan-kepentingan pribadinya dan ia harus menyangkal dirinya, demi untuk memberikan tempat yang utama bagi Tuhan. Memfokuskan diri tubuh, jiwa dan roh untuk memprioritaskan Yesus Kristus dalam hidupnya. B. J Boland mengemukakan Menyangkal diri, tidak hanya dilakukan satu kali saja tetapi berkali-kali. Menyangkal diri artinya ia tidak boleh hidup menurut kemauannya sendiri atau begitu saja mewujudkan keinginannya sendiri, tetapi harus setiap hari belajar mendoakan “kehendak-Mu jadilah” seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus sendiri bnd 22 42.Dalam mengikut Yesus tentunya ada banyak tantangan, kesulitan, terlebih dalam hal pengendalian diri sendiri dengan kata lain Kristus yang memimpin diri kita untuk berjalan dalam kehendak Allah, supaya dapat menanggung penderitaan dan penolakan yang pasti akan di alami baik secara langsung atau secara tidak langsung, itu sebabnya harus siap sedia dan berjaga-jaga. kita dapat menanggungnya, karena Yesus yang menjadi sentral hudup kita sebagai orang-orang yang percaya akan kuasa dan kebangkitan Kristus yang adalah Tuhan dan juruslamat. Menyangkal diri dalam King James Version “let him deny himself” yang berarti dia membiarkan, meniadakan, menyangkal dirinya sendiri Sedangkan dalam New International Version menggunakan kata “he must deny himself ”artinya keharusan untuk meniadakan diri sendiri“kata ini memiliki atri yang sangat dalam bahwa setiap orang yang mau menjadi murud Kristus ia harus siap menyangkal diri, yang berarti membiarkan, meniadakan, dan bahkan menjadi suatu keharusan yang penting untuk Bible works, Version Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektronik. Charles F. Pfeiffer , The Wycliffe Bible Commentary Tarsiran Alkitab Wycliffe , Perjanjian Baru, Volume 3, Malang Yayasan Penerbit Gandum Mas, 2001 B . J . Boland, Tafsiran Kitab Lukas, Jakarta BPK Gunung Mulia, 1969, hlm. 201-202 The Iversen – Norman Associates, Eight Translation New Testament King James Version, liveng Bible, New York, 1974, hlm. 478-479 Danny Yonathan Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 123 dilakukan yaitu meniadakan kepentingan diri sendiri dan mengutamakan kepentingan di dalam Kristus. Perkataan ini sesungguhnya perkataan yang sangat keras dalam atri perkataan ini merupakan perintah yang harus dikerjakan, karena perintah yang sangat penting bagi murid-murid Yesus dan semua orang yang percaya kepada Dia harus melakukanya. Hilda Pelawi mengemukakan bahwa menyangkal diri bererti tidak mengutamakan dirinya sendiri, melainkan memberikan tempat yang utama hanya bagi Allah, manusia akan dapat menyangkal dirinya apabila ia berdamai dengan Allah, maka ia dapat berkata great is thy faithfulness o Lord my God dengan menyadari tentang kasih setia Allah yang besar maka penyangkalan diri akan menjadi pilihan terbaik yang di realisasikan dalam kehidupan oleh iman Dari pernyataan ini ternyata menyangkal diri merupakan pilihan oleh karena menyangkal diri tidaklah mudah dan tidak semua orang mau melakukannya, pada dasarnya semua orang dapat memilih untuk menentukan sikap hidupnya dihadapan Tuhan. Dalam hal ini Gert Behanna menegaskan bahwa Apakah yang saya pilih dan lakukan ini tepat? Jika untuk Tuhan saya akan lakukan jika untuk diri sendiri saya tidak akan melakukannya, inilah sikap dan tindakan nyata dari seorang yang menyangkal diri, bersedia mengosongkan diri untuk kehendak dan kepentingan diri sendiri dan terfokus pada kehendak Allah Jelas bahwa motivasi untuk melakukan segala sesuatu perlu diuji, demikian halnya dengan menyangkal diri. Selanjutnya Budisatyo Tanihardjo menjelaskan bahwa “saat kita menyadari sepenuhnya bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia kepada Dia maka kita tidak akan mudah tergoda oleh hal-hal yang bersifat ego sentris atau berpusat pada diri sendiri, dan hanya memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus.” Sebagai seorang murid kita harus dapat mengorbankan segala-galanya demi Kristus. Baik pengorbanan secara fisik untuk terus ikut Dia dan melayani Dia, pengorbanan waktu dan tenaga untuk terus dekat dengan Dia, bahkan pengorbanan materi untuk pekerjaan dan pelayanan-Nya di dunia ini. Pada dasarnya semua orang selalu memperlakukan diri sendiri sebagai yang paling penting dan utama dalam dunia ini, jikalau kita mau mengikut Yesus maka sudah menjadi ketetapan yang mutlak bahwa ia harus lebih mengutamakan Yesus di banding kepentingan, kehendak dari diri sendiri. Dengan kesediaan menanggalkan segala keinginan, bukan berarti kemanusiaan kita hilang. Kita tetap sadar keadaan dan status kita dan kita tetap manusia dengan segala unsur kemanusiaan yang utuh. Menyangkal diri adalah suatu sikap dari ketetapan hati yang mengasihi Allah. Sikap yang barani berkata “tidak” terhadap dosa dan segala kehendak atau kesenangan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan berkata “ya” untuk melakukan kehendak Allah. Proses penyangkalan diri melibatkan Allah dan diri kita secara Hilda Pelawi, Serpihan Cinta Menemukan Tuhan Dalam Penderitaan, Jakarta BPK Gunung Mulia, 2013, 27 Fred Smith SR, Memimpin dengan Integritas, Jakarta Yayasan Pekabaran Injil Imanuel, 2002, 20 Budisatyo Tanihardjo, Integritas Seorang Gembala Sidang Seorang Gembala Sidang dan Keberhasilan Pelayanan Di Gereja Lokal Malang Gandum Mas, 2009, 26 Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 1, No 2, Maret 2019 Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 124 utuh, untuk itu Roh kudus yang ada didalam hati kita membimbing pada kebenaran, memberi pengertian akan Firman Allah Yoh 1613; Ef 316-17. Dengan demikian dapat dipahami bahwa orang yang menyangkal diri adalah orang yang rela melepaskan meniadakan keinginannya sendiri dan larut dalam ketaatan pada apapun yang di inginkan oleh Tuhan Yesus. Jiwanya menjadi bejana dimana kehendak Tuhan di curahkan dalam jiwanya, sehingga pikiran dan perasaannya dikuasai oleh Yesus Kristus. Seperti Yesus telah mengosongkan diri-Nya mengambil rupa sebagai seorang hamba Fil 27 maka pengikutnya murid-mirid-Nya harus siap untuk meneladani Dia dan mengosongkan diri dan menjadi seorang hamba yang setia ke pada Allah. Richard Clinton menulis mengenai menyangkal diri sebagai berikut Hubungan dengan Tuhan adalah merupakan fondasi untuk lebih dekat dengan Allah, keteguhan dalam menyangkal diri merupakan hasil dari sebuah hubungan yang penuh kepercayaan dengan Tuhan, mengakui kekuasaan Tuhan dan memiliki kesadaran yang penuh atas dirinya sehingga tidak menjadi angkuh, serta memiliki integritas serta menjadi serupa dengan sudah seharusnya hidup orang-orang percaya menjadi sebuah ekspresi murni dari apa yang dipercayai tidak peduli bagai mana situasi dan apa konsekuensinya. Kehidupan seorang yang telah menyangkal diri di hadapan Allah seharusnya murni dalam mempercayai Tuhan di atas segala-galanya. Calvin Miller mencatat tentang menyangkal diri sebagai berikut “Menyangkal diri memiliki arti melepaskan sifat cinta terhadap diri sendiri yang merupakan tabiat lama, dengan demikian kita juga akan lebih mudah meninggalkan perkara-perkara kecil lainnya.”Orang yang menyangkal dirinya ia tidak akan berani mencintai dirinya melebihi cinta kasihnya kepada Allah. Dengan kata lain kasihnya ke pada Tuhan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan kasih terhadap diri sendiri, hal ini dapat terlihat secara jelas dalam persekutuannya dengan Kristus. Ajith Fernando menjelaskan bahwa Menyangkal diri itu menyerahkan diri dan membiarkan Kristus menjadi Tuhan atas hidup kita, karena Kristus tidak akan membinasakan diri yang berserah kepada-Nya. Tetapi ialah supaya kita bersekutu dengan Dia dalam ketundukan penuh terhadap Tuhan, tidak sonbong, angkuh atau tamak, melainkan mentaati kehendak Allah dan membiarkan kuasa Kristus memenuhi diri kita, sehingga Tuhan semakin besar dan kita semakin kecil, karena menyangkal diri yang sesungguhnya ialah membuang egosentris dan tabiat lama dari diri kita. “Penjelasan di atas menjadi bahan efaluasi bagi setiap pengikut Yesus, apakah sudah memberikan diri untuk dipimpin oleh Kristus atau mesih berkeras hati dan berusaha memimpin diri sendiri, mengutamakan Tuhan atau mengutamakan kehendak pribadi. Orang percaya yang sesungguhnya ialah mereka yang memuliakan Allah di dalam diri mereka tiap- tiaphari. Richard Clinton & Paul Leavenworth, Memulai Dengan Baik, Jakarta Metanoia, CRM Empowering Leaders Worldwide, 2004, 69-70 Calvin Miller, Pola Hidup Kristen, Malang Gandum Mas, 1997, 49 Ajith Fernando, Hidup Yang Diserahkan, Surabaya Yakin, 2001,. 216-217 Danny Yonathan Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 125 Dari berbagai pedapat yang telah diperoleh penulis dapat memahami bahwa semua orang yang telah mengambil keputusan untuk membuka hati, menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruslamat secara pribadi dalam hidupnya serta berkomitmen untuk mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh ia juga harus memiliki kesiapan hati untuk menyangkal diri. Yang berarti tidak mengutamakan kepentingan diri sendiri, tetapi mengutamakan Kristus yang adalah pemimpin yang hakiki atas hidupnya serta tidak sombong, angkuh dan tamak, melainkan dengan kerendahan hati dan diri untuk senantiasa hidup menyatu dengan Kristus dalam persekutuan dan senantiasa tunduk serta taah untuk melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya, dengan demikian Tuhan semakin besar dan kita semakin kecil dengan demikian Tuhan di permuliakan dan setiap orang percaya diberkati. Hanya kedasaran yang utuh tentang kasih karunia Tuhan saja yang dapat memampukan orang-orang percaya dapat secara jujur hidup dalam penyangkalan diri yang berintegritas dan berkualitas tinggi sebagai murid Kristus. Dengan demikian pada pembahasan selanjutnya penulis akan membahas tentang bagaimana cirri-ciri orang percaya yang menyangkal diri di hadapan Tuhan. Ciri-ciri Orang Yang Menyangkal Diri Dalam Lukas 9 23-24, dimana kepentingan atau kehendak pribadi tidak lagi menjadi hal yang diutamakan dalam hidupnya, Menurut Henry C Thiessen mengemukakan bahwa “kita orang percaya, memuliakan Dia dengan kehidupan yang saleh”dengan demikian tidak lagi mengikuti kehendaknya sendiri segala keinginan dan seluruh hawanafsu tetapi lebih cenderung melakukan segala sesuatu yang menjadi kehendak Tuhan dalam kehidupannya, yaitu mengikuti Dia dan memuliakan Dia dengan hidup kudus dan berkenan dihadapan Allah di dalam Kristus. Untuk memahami bagian ini penulis akan memaparkannya dalam beberapa poin penting diantaranya Memprioritaskan Yesus dalam Hidupnya Tidak dapat disangkal bahwa Tuhan menghendaki murid-murid-Nya rela melepaskan apapun yang menjadi kesukaan, kebanggaannya yang bertentangan dengan Firman Tuhan, demi melakukan kendah Tuhan karena Tuhan berhak menerina yang terbaik, sebagai contoh ialah tindakan Abraham yang memtaati Allah dan melakukan perintah Allah dengan ketundukan sekalipun itu bertentangan dengan hatinya sebagai seorang bapa, Kej 22 1-3; Yoh 839. Tuhan menghendaki kehidupan orang percaya seperti Abraham. Jika sesorang mengutamakan Tuhan dalam segala hal, maka apapun yang dimiliki, sudah pasti akan di pakai hanya untuk hormat dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Sehingga kita menjadi semakin rendah, dan Tuhan-lah yang ditinggikan di dalam hidup kita, dan ini gambaran dari orang yang hidup dalam kerendahan hati di dalam Tuhan Yesus dan memprioritaskan Tuhan Yesus di atas segala-galanya dalam hidup. Markus mencatat“Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkan nyawanya” Henry C. Thiessen, Teologi sistematika, Malang Gandum Mas 2000, 509 Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 1, No 2, Maret 2019 Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 126 Mar. 835 yang dimaksudkan adalah, orang-orang yang lebih memilih untuk menikmati hidup di dunia ini dengan segala kesenangannya. Orang-orang yang sama sekali tidak tertarik untuk memikirkan perkara-perkara yang diatas atau semua hal tentang langit baru dan bumi yang baru. Bagi orang percaya yang mau mengutamakan Tuhan diatas segala-galanya, maka ia akan rela kehilangan nyawanya karena kebenaran injil Kristus, tetapi dibalik semuanya itu ia akan menuai keindahan hidup kekal di dalam Kerajaan Allah Bapa di sorga. Tidak Menyayangkan Nyawanya bagi Yesus Pentingnya kepercayaan bahwa jika kita kehilangan nyawa karena Kristus dalam iman, kita menyelamatkannya dengan mendatangkan keuntungan yang tak terkatakan yaitu hidup dalam kekekalan. Mengapa Tuhan Yesus memberi syarat kepada pengikut-Nya untuk tidak menyayangkan nyawanya, kalau mereka mau menjadi pengikut yang benar luk 923. Kata nyawa dalam bahasa aslinya menggunakan kata Psykhen yang juga dapat disebut “Jiwa” yang mengandung pikiran, perasaan dan kehendak. Dr. Erastus mengungkapkan bahwa “dalam jiwa manusia ada keinginaan-keinginan dan hasrat, di dalam jiwa ada berbagai pengertian dan fiolosofi oleh sebab itu seorang yang rela kehilangan nyawa harus rela merubah filosofi hidupnya”.Perubahan ini bias terjadi bila jika mengalami pembaharuan pikiran di dalam Kristus. Perubahan yang signifikan ditandai dengan kerelaan berkorban mengorbankan apapun demi melakukan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan-Nya sebagai seorang murid yang mau taat dan setia ke pada Yesus. Seorang yang siap kehilangan nyawanya adalah orang yang benar-benar rela menjadi seperti anggur yang tercurah dan roti yang terpecah, merekalah yang tidak menyayangkan nyawanya seperti majikan agungnya yaitu Tuhan Yesus Kristus yang adalah anak Allah”. Orang-orang percaya yang seperti ini sesungguhnya ia telah meneladani sikap hidup Tuhan Yesus dalam hal menyangkal diri dihadapan Tuhan Allah. Yohanes mencatat dalam Why 1211 “dan mereka telah mengalahkan dia oleh darah anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka, karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai kedalam maut” kata mengalahkan “dia” yang di maksudkan ialah “Iblis yang mendakwa” mereka siang dan malam di hadapan Allah Ay 10. Orang-orang yang dapat mengalahkan Iblis adalah mereka yang benar-benar telah mengalami suatu perjuangan Iman yang sungguh-sungguh sampai tidak menyayangkan nyawanya sendiri dan menyerahkan hidupnya hanya bagi Kristus. Dalam hal ini seorang tersebut tidak memiliki kesenangan atau keinginan kecuali melakukan kehendak Bapa. Perjuangan yang sedemikian rupa juga telah di alami oleh Rasul Paulus “darahnya siap dicurahkan demi pelayanan bagi jemaat Tuhan 2 Tim 46-8” Erastus Sabdono, Menemukan Kekristenan yang Hilang, Jakarta Rehobot Literatur- Rehobot Ministry, 2015, hlm. 65 Ibbid.., hlm. 65-66 Lembaga Alkitab Indonesia Wahyu, Yayasan Lembaga Alkiab Indonesia, 2008, 302 Danny Yonathan Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 127 dan inilah standar murid Kristus yang militan “rela melepaskan nyawa bagi saudara-saudaranya I Yoh 316”.Jadi sesungguhnya kehidupan di dunia bukan untuk bersenang-senang sendiri memuaskan hawa nafsu dan keinginan-keinginan diri sendiri, melainkan untuk bekerja menggenapi rencana Allah. Memegang tongkat estafet pelayanan yang berpusat pada pengharapan dan penyelamatan yang telah diselesaikan Yesus di atas kayu Salib. Pada dasarnya segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini pasti akan lenyap dan binasa, dunia hancur sebagai akibat dosa, akan tetapi Jiwa/ Roh tidak akan pernah binasa, itu sebabnya tidak perlu kita menyayangkan nyawa kita untuk mengikut Yesus, karena jika kita mencintai nyawa kita lebih dari cinta kita kepada Tuhan sesungguhnya kita telah kehilangan jiwa yang hidup. Tetapi setiap orang yang tidak menyayangkan nyawanya bagi Tuhan maka jiwanya senantiasa akan terpelihara di dalam Kristus, itu sebabnya tepat pada waktunya akan memperoleh jiwa yang mengalami hidup kekal bersama Kristus yang adalah sumber kehidupan. Hidup baru di dalam Kristus seperti yang ditulis oleh Paulus di dalam “Rom 61-23” yaitu mati bagi dosa dan bangkit dalam Kristus. YM Imanuel Sukardi berpendapat bahwa Mati bagi dosa, bukan berarti orang percaya tidak dapat berbuat dosa lagi, melainkan orang percaya sudah tidak hidup di dalam dosa. Harus dibedakan antara tidak hidup dalam dosa lagi dengan tidak bias berbuat dosa lagi. Jadi orang percaya bukan tidak bisa berbuat dosa lagi melainkan tidak lagi hidup di sangat setuju dengan pernyataan tersebut, karena sebagai orang yang telah di satukan dengan kematian dan kebangkitan Kristus, maka harus hidup baru di dalam Kristus bukan dalam dosa. Sehingga hidup baru telah mematikan keinginan hidup dalam dosa Rom 6 7-11. Manusia lama kita telah turut disalibkan, seperti yang di katakana oleh Tuhan Yesus dalam Luk 9 22-26, tujuannya supaya tubuh dosa itu hilang kuasanya dan tidak menghambakan atau mengapdikan diri terhadap dosa tetapi supaya serupa dengan kemuliaan dan kebangkitan Kristus.”Apa gunanya seorang memperoleh seluruh Dunia tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri Luk. 925. Dengan demikian sangat penting bagi orang percaya untuk menyatu dengan Kristus agar tidak hidup di bawah kuasa dosa. Karya Kristus dalam kaitannya dengan pemberesan dosa telah selesai, maut tidak berkuasa lagi atas Dia demikian juga dengan orang percaya yang telah disatukan dengan Dia, telah memperoleh hidup baru yaitu hidup baru bagi Allah. Dalam Luk 9 26 “Sebab barang siapa malu karena Aku dank arena perkataan Ku maka Anak manusia juga akan malu karena orang itu
” Ch. Abineno mengemukakan “mengaku hamologein lebih tertuju kedalam, artinya mengakui di hadapan orang banyak Rom 109”Sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga Ia telah memberikan perintah kepada para murid-murid-Nya “pergilah jadikanlah semua bangsa murid Ku dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus Mat 2819-20” ini merupakan perintah yang YM Imanuel Sukardi Th. M, Holy Bible Berkat-berkat Surat Roma, Surakarta STT Berita Hidup, 2011, 98 Ibid .., 100 Ch. Abineno, Jemaat, Jakarta BPK Gunung Mulia, 1987, 25 Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 1, No 2, Maret 2019 Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 128 di terima oleh para murid pada waktu itu dan juga kepada kita sekarang ini yang disebut sebagai Amanat Aggung Tuhan Yesus. Untuk merealisasikan kerajaan Allah di dalam muka bumi ini tidaklah mudah. Jika ke -12 rasul mereka telah berkorban bagi Kristus di dalam melayani dan mewartakan kabar baik hal itu menunjukkan bahwa kematian di dalam Kristus bukan suatu kebetulan tetapi mereka harus berkorban bagi Kristus untuk melayani Allah. Seperti ungkapan yang pernah diungapkan oleh Tertulianus demikian “Darah kaum martir adalah benih Gereja”. Dalam hal ini penulis menyetujui pernyataan ini, bahwa dalam pemberitaan Injil ada banyak bahkan sangat banyak hamba-hamba Tuhan, misiyonaris yang mati, di bunuh karena Injil. Tetapi sebagai orang percaya tidak perlu takut karena setiap orang yang kehilangan nyawanya karena Yesus ia menyelamatkan nyawanya Luk 9 24b. Mengikut Yesus sebagai Seorang Murid Mengikut Yesus sebagai seorang murid, berarti mengikuti jalan-Nya, mentaati perintahnya, melakukan titahnya sebagai tugas dan tanggung jawabnya, serta tidak malu menyatakan otoritas Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan penebus dosa semua umat manusia. Dalam Luk 9 26, “sebab barang siapa malu karena Aku dan karena perkataan Ku, Anak manusia juga akan malu mengakui orang itu apa bila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapadan malaikat-malaikat kudus.” Malu karena Yesus berarti merasa malu atau rikuh di hadapan dunia pada saat kita menyatukan diri dengan jalan, nilai dan sasaran hidup yang Yesus karena Yesus adalah merasa malu karena Firman-Nya, malu untuk mengakui bahwa Firman itu sepenuhnya diilhami oleh Allah, malu untuk hidup taat kepadanya dan mempertahankannya. Orang seperti itu akan ditolak dan dihukum oleh Kristus Mat 1033.”secara teologis, Lukas 923-26, menjelakan bahwa orang yang mengikut Yesus akan mengalami tantangan hidup yaitu banyaknya penderitaan, penolakan dan bahkan dibunuh. Sebagai bukti biblika terdapat dalam Injil Matius 510-12 ketika Yesus khotbah di bukit “berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena mereka yang empunya kerajaan sorga. Bahkan difitnahkan segala yang jahat...”tetapi orang-orang percaya haedaknya member kesaksian hidup yang nyata agar Injil Kristus di beritakan dan nama Tuhan dipermuliakan. Arti Memikul Salib Menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruslamat tidak hanya menuntut percaya akan kebenaran Injil, tetapi juga menyerahkan diri untuk mengikuti Dia dengan pengorbanan Mrk 834. Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan latar belakang penulisan karya Ilmiah ini, bahwa keselamatan dari Tuhan adalah kasih karunia Allah yang diberikan kepada umat manusia yang mau percaya kepada-Nya Rom 324, tetapi untuk menjadi murid atau pengikut Yesus harus melewati berbagai proses diantaranya ialah memikul salip Kristus setiap hari Luk 923. Jika kita mencermati ayat ini mungkin yang terlintas 42&chapter-9&verse-26 Di akses tgl 7 Juni 2016 Jam 1603. Lembaga Alkitab Indonesia, Perjanjian batu- New Testament, LAI, 1993, 9-10 Danny Yonathan Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 129 dalam benak kita adalah penderitaan. Memikul salib adalah bagian dari paket penyaliban yang harus dijalani oleh seorang yang menerima hukuman salib. Kata memikul dalam bahasa aslinya menggunakan kata “avra. Tindakan untuk memikul salib tidak hanya di lakukan satu kali saja, tetapi di lakukan secara berulang-ulang terus menerus secara sederhana dapat diartikan setiap hari. Sedangkan kata Salib dalam bahasa yunaninya stauron merupakan kata benda yang berarti kayu salib, dua belah kayu yang besiang. Dalam bahasa latin memiliki beberapa pengertian yang cukup menarik diantaranya adalah crus,; yang pertama ialah, kayu yang didirikan kayu slaan sebagai alat untuk menghukum dan menghukum mati seseorang. Dalam PB kata salib dalam bentuk kata benda muncul 28 kali dan kata kerjanya 46 kali. oleh sebab itu salib identik dengan penderitaan, kesakitan dan pergumulan yang berat.”Tuhan Yesus juga mengalami hal yang demikian, Ia harus menanggung penderitaan dan menempuh jalan Salib sebagai konsekuensi sebagai hukuman yang di akibatkan oleh dosa manusia. Yesus harus menanggung beratnya kayu salib, muka dan tubuh-Nya berdarah-darah karena berkali-kali Ia terjatuh ketanah dan terhempas di berbatuan cadas, badan-Nya hancur, tercabik-cabik oleh tajamnya cambuk yang mengoyak daging-Nya. Ia juga menanggung malu karena ditonton orang banyak sebagai seorang hukuman. kata salib ditulis secara berulang-ulang hal ini menunjukkan bahwa persoalan memikul salib merupakan persoalan yang serius dan menuntut tanggung jawab. Dalam kehidupan kekristenan saat ini apakah orang-orang percaya siap memikul salib setiap hari seperti yang telah di alami dan dilakukan oleh Tuhan Yesus. Dalam catatan sejarah seseorang dipaku di atas kayu salib darahnya akan mengalir setetes demi setetes, jantungnya berdetak lebih kencang sampai berakhir pada menyatakan kasih Allah, hanya saliblah tempat di mana tidak ada kasih sama sekali, salib adalah ruang hampa dari kasih murid-murid yang mengasihi Yesus dan selalu berada di sekeliling-Nya kasih mereka pun juga tidak dapat Yesus terima karena Yesus harus menebus dosa mereka. Dengan demikian maka jelaslah bahwa pada dasarnya bukan orang-orang percaya yang mengasihi dan berkorban bagi Yesus melainkan Yesus yang mengasihi dan berkorban bagi orang-orang percaya. Apakah orang-orang percaya siap memikul salib Kristus setiap hari? Dan bagaimana pengertian memikul salib yang benar berdasarkan teks Luk 923. Mungkin yang kita ketahui hanya sepersepuluh, seperseratus atau bahkan sepersejuta, tetapi puji Tuhan karena Dia tidak mau kita tidak mengetahui apa-apa tentang sengsara dan yang mengenal kesengsaraan Kristus adalah orang yang bisa mencintai Tuhan. Kita tidak mencintai Tuhan karena kita tidak sadar akan kasih Tuhan tetapi kita mencintai Tuhan karena kita sadar dan mengerti secara benar tentang kasih sebagai bentuk karunia Allah dan penganpunan dosa manusia. Sebagai contoh rasul Yohanes memberitakan kasih Allah Karena Yohanes adalah rasul yang berada di bawah salib. Karena pengenalan akan salib Segenap penyusun, Ensiklopedi jilid ke II,Jakarta yayasan komunikasi bina kasih OMF, 2013, 341 Ibbid ,. 3 Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 1, No 2, Maret 2019 Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 130 dan sengsara Yesus Kristus mengakibatkan seseorang masuk ke dalam tempat Mahakudus dari kasih Tuhan Allah. Choan- Seng Song juga menjelaskan bahwa Penderitaan adalah tempat manusia dan Allah bertemu, baik pembesar maupun orang-orang kecil, orang saleh maupun orang-orang besdosa. Penderitaanlah yang membuat manusia dekat dengan Allah. Yesus bukan hanya juruslamat bagi orang-orang bedosa tetapi juga juruslamat orang-orang asing, yang dimaksud sebagai orang-orang asing ialah orang-orang bukan di atas merupakan penekanan yang penting bagi para murid, bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan dan juruslamat semua orang yang memperdamaikan, mempertemukan mereka dengan Allah. Charles F. Pfeiffer menafsirkan kata memikul salib sebagai berikut memikul salib-Nya setiap hari artinya secara sukarela menerima segala tanggung jawab dan penderitaannya yang ada kaitannya dengan menjadi murid tidak perlu putus asa lagi, tidak perlu kecewa lagi, karena Allah Tuhan Pencipta kita sudah menjalankan mujizat untuk menggenapi apa yang telah dijanjikan-Nya kepada manusia yang murtad kepada Allah saat manusia jatuh kedalam dosa dengan penuh tanggung jawab. Ivan Haryanto menulis tentang orang percaya yang tangguh dan memikul Salib sebagai berikut Seseorang yang memikul salib Kristus ialah seorang yang memilih untuk menderita sampai mati dari pada menyangkal Kristus atau karya-Nya; yang mengorbankan sesuatu yang sangat penting untuk melebarkan kerajaan Allah, dan yang bertahan dalam penderitaan yang hebat karena menjadi saksi demikian dapat dipahami bahwa sudah merupakan suatu tindakan yang mutlak bagi semua orang yang mengikut Yesus, untuk siap mengambil, mengangkat dan membawa serta salib Kristus dalam kehidupan tiap-tiap hari sebagai reaksi iman secara aktif karena telah menjadi murid Yesus yang taat dan setia kepada Tuhan Allah serta rela menderita sebagai saksi Kristus. Matius mencatat “pikullah kuk yang Ku pasang dan belajarlah kepada Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” Mat. 11 29. Hanya dengan berpusat kepada Yesus maka para murid-Nya pun akan dimampukan untuk memikul salib serta kuk yang telah di kehendaki oleh Allah untuk di pukulnya secara aktif tiap-tiap hari. Fengky M., menulis tentang derita dan perjuangan seorang tokoh reformasi dalam memikul Salib Kristus sebagai berikut Martin Luther seorang tokoh yang hebat, mengalami banyak penderitaan, dan berbagai kejadian yang melemahkan semangatnya dan untuk kembali menyatakan kebenaran Kristus Ia membayar harga, memikul salib secara rohani yang Allah kehendaki untuk menjadi bagiannya, ia di pandang sebagai seorang pemberontak bahkan penyesat sehingga ia di usir bahkan ada usaha untuk membunuhnya, akan tetapi penyertaan Tuhan tidak diragukan lagi. Memikul salib berarti siap berjalan dalam kebenaran Kristus sekalipun sulit, rela menerima penderitaan yang disebabkan oleh kebenaran Kristus, berani Choan- Seng Song, The Compassionate God, Maryknoll Orbis Books, 1982, 41,44 Charles F. Pfeiffer, Volume 3. Ivan Haryanto, Batu-Batu Tersembunyi Dalam Pondasi Kita, Surabaya KDP Indonesia, 2000, 13 Danny Yonathan Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 131 menyatakan kebenaran sekalipun sukar dan siap berkorban bagi Tuhan Yesus berdasarkan ketundukan terhadap kehendak Allah”Leon Morris juga menjelaskan makna salib sebagai berikut Salib Kristus adalah jalan perdamaian Propitiation berarti berbalik dari kemarahan, dengan jalan salib Kristus menanggung murka Allah yang mengerikan akibat dosa manusi, melalui salib Kristus ada pendamaian Rekonciliation artinya penyelesaian sesuadah pertengkaran atau perseteruan Rom 510 akar penyebabnya adalah Dosa, dalam Kristus menusia tidak lagi berseteru dengan Allah, melainkan ada pendamaian, penyelesaian yang tuntas sehingga relasi manusia dengan Allah mengalami pemulihan,melalui salib ada pembenaran Jutstification adalah suatu konsep hukum, yaitu segala tuntutan hokum terhadap orang-orang berdosa yang berada di dalam Kristus seluruhnya di penuhi oleh kematian-Nya dapat dilihat dari berbagai segi, akan tetapi pada bagian ini salib Kristus tidak hanya dipandang sebagai penderitaan, pergumulan dan kematian, tetapi di dalam salib juga memiliki makna perdamaian, pendamaian dan pembenaran yang dikerjakan oleh Kristus bagi semua orang yang percaya dan yang hidup di dalam Dia. Tujuan Memikul Salib Dalam segala perbuatan yang di kerjakan pasti memiliki tujuan yang pasti menjadi titik fikus. Pada bagian ini penulis akan membahas tentang tujuan orang percaya dalam memikul salib Kristus ialah Untuk Mengikut Yesus, artinya untuk menunjukkan kemurnian hati dan kepercayaan yang utuk Kristus yang adalah Tuhan dan pemimpin yang memiliki otoritas tertinggi dalam hidup dan pribadinya. selanjutnya meneladani Yesus, sebagaimana Yesus Kristus adalah prototype awal yang harus di teladani oleh orang-orang percaya maka sebagai mana Kristus hidup demikian orang percaya hidup, sekalipun penulis juga menyadari bahwa kita tidak dapat sempurna seperti Kristus, akan tetapi Kristus akan menolong kita untuk menjadi serupa dengan Dia dan bersatu dengan Dia dalam melaksanakan misi Allah di dalam dunia ini. Dan yang terakhir tujuan memikul salib adalah untuk berkorban bagi Yesus karena Dia telah terlebih dulu berkorban bagi orang-orang yang percaya dunia. Salib akan mebawa manusia dalam kesadaran yang utuh, membuat orang percaya teberani berkorban bagi Kristus, teguh dalam iman, pengharapan dan kasih serta memiliki ketundukan yang penuh terhadap kehendak Allah. Yesus yang adalah Allah rela mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Perlu dicatat bahwa pada masa pemerintahan Romawi, hamba adalah pribadi yang dianggap rendah, tidak dapat diperlakukan sewenang-wenang oleh sini kita mengetahui pengorbanan sejati yang dilakukan oleh Yesus Kristus bagi seluruh umat manusia.” Seluruh pengorbanan dan pelayanan Yesus di dunia ini diarahkan pada satu tujuan yang jelas, yaitu Bapa dimuliakan dan genaplah janji Bapa Fengky M. Masalah Adalah Berkat, Jakarta Indonesia Galilea Ministri, 2004, 91 Leon Morris, Salib Yesus, Malang Wm. B. Eerdmans Publishing, 1994 ,. 7-10. tanggal 7, Juni, jam Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 1, No 2, Maret 2019 Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 132 tentang karya keselamatan bagi dunia ini, dan kiranya tujuan Allah juda dapat kita pahami sehingga Tuhan dipermuliakan di dalam seluruh eksistensi diri dan kehidupan orang-orang percaya. Arti Mengikut Yesus Keputusan untuk mengikut Yesus bukanlah hal yang mudah tetapi ada harga yang harus dibayar. Tuhan Yesus berkata kepada setiap orang “setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” Luk 923-26. Perkataan Tuhan Yesus tentang “mengikut Aku” ini di sampaikan secara terus menerus, baik secara lisan pada waktu itu dan secara tulisan baik pada waktu Tuhan Yesus mengajar pada waktu itu sampai pada zaman kita saat ini, tulisan Firman Allah yang di tujukan kepada seluruh orang-orang percaya. Douglas mengemukakan bahwa kita harus tahu bahwa Yesus tidak pernah bermaksud membuat manusia lebih baik, tetapi Ia hidup utuk membuat manusia yang baru, semua ajaran Yesus tidak akan pernah cocok bagi manusia yang masih terikat dengan belenggu dosa, karena Yesus membebaskan manusia dari penjelasan di atas maka dapat dipahami bahwa setiap orang yang ingin mengikut Yesus harus meninggalkan cara hidupnya yang lama dan menghidupi manusia baru di dalam Yesus Kristus. Charles F. Pfeiffer menafsirkan kata mengikut dan menyangkal sebagai berikut Kata Yunani mengikut adalah akoloutheite artinya suatu perintah yang memerlukan tiddakan yang tak putus-putus “hendaklah ia terus mengikut Aku dengan menjadi murid Kristus. Tetapi para murid pada waktu itu mereka tidak mengetahui bahwa akhir dari perjalanan-Nya berakhir di salib, karena mereka masih berpikir tentang penaklukan dan kuasa 2224 sehingga pernyataan ini merupakan hak yang sangat penting bagi para murid untuk mengevaluasi ulang harga yang harus dibayar untuk menjadi murid “aku” menujuk pada pribadi Tuhan Yesus. Dengan kata ini memiliki arti “setiap orang ingin mengikuti Yesus. NET New English Transation “mengikut Aku” adalah anyone wantsto become my follower, yang artinya “siapapun yang ingin menjadi pengikut ku” KJV if any man will come after me, artinya “siapa saja orang yang ingin datang mengikut Aku”sedangkan dalam bahasa Ibdonesia kata mengikut memiliki arti “turut, menyertai, berjalan bersama” hal ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus menyampaikan perkataan ini secara berulang-ulang, dan adanya hubungan yang dekat dan erat, perkataan Tuhan Yesus tidak hanya di tujukan kepada ke-12 Muridnya saja tetapi kepada siapa saja semua orang yang mau meresponi panggilan Allah, Setiap orang yang mau mengikut Yesus sebaiknya memiliki pertobatan yang sungguh-sungguh, dan senantiasa memiliki kerinduan untuk selalu hidup berkenan kepada Allah dengan menjari serupa dengan Kristus. Douglas D. Webster, kehidupan Kristen dalam kebudayaan duniawi, Malang Gandum Mas,1980, 29-28 Charles F. Pfeiffer, Perjanjian Baru, Volume 3. Bible works 7, Danny Yonathan Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 133 Chris Marantika mengemukakan bahwa Mengikut Yesus adalah bersekutu dengan Dia, dan persekutuan dengan Tuhan Allah itu bersifat kasih, dan kudus artinya Tuhan ingin membangun persekutuan yang bersih dari segala kenajisan. Kejahatan, dan dosa. Karen Allah adalah kudus dan kita harus hidup kudus. Komitmen mengikut Yesus, yaitu tekat yang bulat untuk mengikut Yesus dan melayani-Nya itu menuntut pengorbanan yang sangat mahal harganya dan tekad untuk tetap mengikut dia apapun yang terjadi. Dalam hal seorang hamba Tuhan yang bernama William Carey dengan berbagai macam resiko yang berat, anak-anaknya harus mati karena sakit, istrinya menjadi gila. Akan tetapi ia tahu bahwa Allah yang memanggil dia dan ia setia dengan panggilan Tuhan itu ia tetap mengikut Yesus, kekristenan tidak terlepas dari kesaksian hidup, itu sebabnya orang-orang percaya harus dapat memberikan kesaksian yang baik dan benar di tengah-tengah masyarakat yang pluralis keyakinanya. Kesaksian yang hidup adalah prilaku yang mencerminkan karakteristik Kristus”mengikuti Dia, bersama-sama dengan Dia dan menyatu dengan Dia. Menurut Sinclair Fergusson berpendapat bahwa “Ungkapan yang sering dipakai oleh Paulus untuk menyebut persatuan dengan Kristus ialah “dalam Kristus, dalam Dia, dan dalam Tuhan”jadi tidak hanya datang, sekedar ingin mengikuti Yesus tetapi mau hidup di dalam Dia dan menjalani hidup dalam kekudusan Allah. Karena persekutuan adalah kesatuan Kristus dengan umat-Nya hal ini terlihat jelas dalam tindakan Yesus untuk menebus dosa umat-Nya. Ungkapan ini pada hakekatnya sama dengan ungkapan Paulus dalam Gal 219 “aku telah di salibkan dengan Kristus”. Itu sebabnya untuk mengikut Yesus dibutuhkan iman yang sejati. Richard mengemukakan bahwa “kerinduan untuk mengikut Yesus ditanam di dalam hati kita oleh Allah sendiri tetapi kita harus bertindak menurut panggilan itu jadi mengikut Yesus adalah soal menanggapi Dia pada waktu Ia memanggil kita dan dari hari kehari kita terus mengikut Dia”Orang yang menaruh kepercayaannya ke pada Tuhan tidak akan mudah goyah, imannya tidak akan mudah lemah, dan pengharapannya tidak akan hilang serta kasih dan pengorbanan menjadi ucapan syukur dalam mengikut Tuhan Yesus. Dngan demikian tidak ada ruang keraguan dalam mengiku Yesus, sehingga dalam segala keadaan baik suka, duka, penderitaan bahkan kematian sekalipun tidak adan dapat melenyapkan iman kepercayaan terhadap Kristus, seperti yang diungkapkan Paulus dalam Rom 835-37. Dari penjelasan di atas maka penulis menemukan arti yang dapat di pahami secara jelas tentang kata “Mengikut Aku”. Kata ini tidak hanya di ucapkan satu kali saja, serta tidak berarti sekedar datang, mengikuti Yesus, tetapi bagaimana orang-orang percaya pengikut Kristus itu turut serta dan tinggal di dalam Kristus menyatu dengan Kristus dan tetap mengikuti Dia secara aktif terus menerus tidak boleh berhenti untuk tetap mengikuti Dia. Dalam Alkitab Edisi Study menjelaskan “dalam perjalanan-Nya ke Chris Marantika, Roti yang mengenyangkan Jiwa, Yogyakarta STII Prees, 2005, hlm. 119 Sinclair B. Fergusson, TheChristian Life A Diktrinal Introduktion Edinburgh, Scotland The Banner Of Truth Trust, 1989, hlm. 104 Richard Halverson, mengenal Kristus, Surabaya Yakin, 1987,hlm. 191 Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 1, No 2, Maret 2019 Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 134 Yerusalem, Yesus berjumpa dengan banyak orang. Ada yang memahami ajaran-Nya dan memutuskan utuk mengikuti-Nya, tetapi ada juga yang tidak memahami atau tidak bersedia melakukan apa yang menjadi tuntutan bagi seorang pengikut Yesus”dengan kata lain tidak semua orang dapat meresponi perintah Tuhan secara benar, kendatipun demikian bagian ini memberi penegasan penting bagi orang percaya sebagai pengikut Yesus yang setia, yaitu sekali percaya Yesus maka selamanya akan tetep perbaya Yesus, sekali mengikut, Yesus selamanya akan mengikut Yesus, sekali mengambil keputusan untuk percaya Yesus, maka selamanya akan tetap berdiri di atas dasar iman kepada Yesus apapun yang terjadi di dalam kehidupannya. Konsekuensi Mengikut Yesus Dalam hal mengikut Tuhan Yesus bukanlah hal yang mudah, tetapi penuh dengan tantangan dan kesulitan. Firman Tuhan berkata “setiap orang yang mau mengikut Aku ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” Luk 9 23 dan setiap orang percaya yang mengikut Yesus pasti akan mengalaminya. G. w. Bromiley menjelaskan “penderitaan atau pemaksaan mental, moral atau fisik, yang mana orang yang berkuasa baik indifidu maupun khalayak ramai/ orang banyak membebankannya kepada orang lain” secara teologis, Lukas 923-26, menjelakan bahwa orang yang mengikut Yesus akan mengalami tantangan hidup yaitu banyaknya penderitaan, penolakan dan bahkan dibunuh. Sebagai bukti biblika terdapat dalam Injil Matius 510-12 ketika Yesus khotbah di bukit “berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena mereka yang empunya kerajaan sorga. Janji Tuhan yang sangat luar biasa ialah ketika orang percaya harus menderita karena nama Yesus maka maka orang tersebut akan mengalami kebahagiaan dari Tuhan. Sebagai contoh 1 Petrus 414 “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu”. Tuhan Yesus juga berkata dalam Yoh 1520 “ingatlah apa yang Ku katakana kepada mu seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti Firman Ku, mereka juga akan menuruti perkataan mu”, oleh karena itu penganiayaan boleh terjadi karena “penganiayaan adalah satu tanda seorang kepada Tuhan dimana Tuhan akan memberkati “siapa saja yang dianiaya karena kebenaran”Tindakan Yang Dilakukan Untuk Mengikut Yesus Sesuai dengan pengertian yang telah dipaparkan diatas maka, penulis menelaah tindakan yangharus dilakukan dalam mengiring atau mengikut Yesus ialah menjadi seorang murid-Nya yang meresponi suara Tuhan dengan baik dan benar serta melakukan Segenap penyusun, Alitab Edisi Studi, Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia LAI, 2014, 1685 G. W. Bromiley, The International Standard Bible Ensyclopedia, Grand Rapids, Michigan Willam B. Eerdmans Publishing Company, 1986, 771 G. Ebel, Colin Brown, Lother Coenen, dkk, The New International Diktionary Of New Testament teoligy Grand Rapid, Michigan Zonder Publishing House, 1976 , 806 Danny Yonathan Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 135 segala sesuatu yang Ia kehendaki di dalam kehidupannya. Boland dalam bukunya yang berjudul Inti Sari iman Kristen mengemukakan bahwa “mengikut Tuhan dengan meneruh kepercayaan sepenuhnya kepada Dia”Penting agar kita hidup menurut kehendak Tuhan dan meneladani Dia sehingga dapat menjadi seorang murid yang serupa dengan Yesus bukan menjadi serupa dengan dunia Rom. 122. Iman dan kasih kepada Tuhan tidak dapat bertumbuh jika kita tidak lebih banyak belajar mengenal Dia. Proses pembelajaran menjadi murid Yesus tidak terjadi secara otomatis dengan bertambahnya usia. Untuk menjadi seorang murid yang dewasa secara rohani dibutuhkan kerelaan untuk melatih diri dalam hal-hal W Stott dalam bukunya hidup sebagai Kristen mengungkapkan bahwa Orang-orang percaya zaman ini adalah orang yang sibuk dengan segala macam urusan, tetapi bagaimana segala kepentingan dan urusan kita kita harus mampu mengaturnya sedemikian rupa sehingga ada waktu khusus untuk bertemu dengan Tuhan Allah bergaul dengan Dia muka dengan muka Dalam hal ini penulis juga dapat memahami tindakan yang harus di lakukan oleh murid-murid Yesus yang militan diantaranya ialah, terus melatih diri untuk hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, memiliki kerendahan hati dan penyangkalan diri di hadapan Kristus serta berani menbayar harga seperti, memikul salib dengan rela dan tulus hati, dengan kata lain menyalibkan segala keinginan daging dan seluruh hawa nafsunya Rom 66 “karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa”. Karena dosa tidak memiliki kuasa atas kehidupan orang-orang percaya. Rasul Paulus mencatat bahwa Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata di dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam Roh dan pikiranmu dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Jadi setiap orang yang telah percaya dan menjadi pengikut Yesus ia harus mengambil tindakan yang serius untuk meninggalkan kehidupan lama yang penuh dengan dosa dan hidup baru bersama dengan kebenaran yang terdapat dalam Yesus. Herman Ridderbos mengemukakan bahwa “ salah satu pengaruh dari pemulihan kehidupan manusia adalah peniadaan dosa dalam diri manusia yang telah percaya kepada yesus dan mengalami kemerdekaan Kristen” dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, tindakan orang percaya dalam hal mengikut Yesus adalah berani mengabaikan kepentingan diri sendiri dan mengutamakan kehendak Tuhan Yesus, hidup dalam kekudusan dan tidak kompromi dengan dosa sebagai reaksi Iman dan ketaatannya kepada Tuhan Yesus. Boland, Inti Sari Iman Kristen, Jakarta BPK Gunung Mulia, 1993, 15 JR W Stott, Hidup Sebagai Kristen, Jakarta BPK Gunung Mulia, 1983, 21 Herman Ridderbos, Paulus Pikiran Utama Teologi Paulus, Surabaya Momentum, 2008, 213 Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol 1, No 2, Maret 2019 Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 136 KESIMPULAN Dalam kehidupan menjadi murid Yesus harus menyangkal dirinya, artinya tidak lagi memngutamakan kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan pelayanan untuk Tuhan Yesus. Tidak egois, tidak memposisikan kepentingan pribadi lebih tinggi dari kehendak Allah. Melainkan hidup dalam ketundukan terhadap kehendak Tuhan secara total dan setia mengikut Dia. Dalam kehidupan menjadi murid Yesus, harus berani menanggung penderitaan seperti yang dialami Tuhan Yesus, Ia menderita karena kehendak Allah Bapa, bukan karena dosa atau kesalahan-Nya. Kristus adalah prototipe yang sempurna untuk diteladani dalam segala hal termasuk dalam menanggung penderitaan. Walaupun setiap orang tidak sama tingkat kesulitan atau penderitaan hidupnya. Menderita yang dimaksudkan ialah menderita karena kebenaran yang terdapat dalam Kristus, karena mengikut Yesus dengan taat dan setia dan bukan karena kesalahan atau kejahatannya sendiri. Dalam kehidupan menjadi murid Yesus harus memiliki perubahan hidup dan pola pikir yang di perbaharui, untuk memprioritaskan Tuhan dalam kehidupan tiap-tiap hari dan menjalani kehidupan sebagai pengikut Yesus atau sebagai seorang murid yang setia, dan harus berani berkata ya untuk Yesus dan tidak untuk yang lain sekali mengikut Yesus maka selamanya akan tetap mengikut Yesus REFERENSI Abineno, Jemaat, Jakarta BPK Gunung Mulia, 1987. Boland, Inti Sari Iman Kristen, Jakarta BPK Gunung Mulia, 1993. Bible works 7, Bible works, Version Boland B . J ., Tafsiran Kitab Lukas, Jakarta BPK Gunung Mulia, 1969. Choan- Seng Song, The Compassionate God, Maryknoll Orbis Books, 1982. Fengky M. Masalah Adalah Berkat,Jakarta Indonesia Galilea Ministri, 2004. Fergusson, Sinclair B., TheChristian Life A Diktrinal Introduktion. Edinburgh, Scotland The Banner Of Truth Trust, 1989. Fernando , Ajith, Hidup Yang Diserahkan,Surabaya Yakin, 2001. Fintawati Rahardjo & Ivan Haryanto, Devosi Total Kisah-kisah Pengorbanan Sehari-hari Orang-orang Percaya dari Masa kuno Hingga Masa modrn Yang Mengorbankan Segalanya Demi Kristus,Surabaya KDP, 2005. G. Ebel, Colin Brown, Lother Coenen, dkk, The New International Diktionary Of New Testament teoligy. Grand Rapid, Michigan Zonder Publishing House, 1976. G. W. Bromiley, The International Standard Bible Ensyclopedia,Grand Rapids, Michigan Willam B. Eerdmans Publishing Company, 1986. Graham, Billy, The Blly Graham Christian Worker’s Handbook,Jakarta Persekutuan Pembaca Alkitab, 1986. Halverson, Richard, mengenal Kristus, Surabaya Yakin, 1987. Haryanto , Ivan, Batu-Batu Tersembunyi Dalam Pondasi Kita, Surabaya KDP Indonesia, 2000. Ismail, Andar, selamat Mengikut Dia, Jakarta BPK Gunung Mulia, 2000. JR W Stott, Hidup Sebagai Kristen. Jakarta BPK Gunung Mulia, 1983. Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektronik. Koyama,Kosuke, No Handle on The Croos,London, 1976. Danny Yonathan Memahami Konsep Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikut Yesus Copyright© 2019; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 online, 2656-4904 print 137 LAI, Perjanjian Baru- New Testament, 1993. Lembaga Alkitab Indonesia, Perjanjian batu- New Testament,LAI, 1993. Lembaga Alkitab Indonesia Wahyu,Yayasan Lembaga Alkiab Indonesia, tahun anggaran 2008. Marantika, Chris, Roti yang mengenyangkan Jiwa,Yogyakarta STII Prees, 2005. Miller , Calvin, Pola Hidup Kristen,Malang Gandum Mas, 1997. Morris, Leon Salib Yesus, Malang Wm. B. Eerdmans Publishing, 1994. Nahuway, Jacob, Jalan Kesorga Telah Rata, Jakarta BPK Gunung Mulia, 1989. Pelawi, Hilda, Serpihan Cinta Menemukan Tuhan Dalam Penderitaan,Jakarta BPK Gunung Mulia, 2013. Pfeiffer, Charles F. , The Wycliffe Bible Commentary Tarsiran Alkitab Wycliffe , Perjanjian Baru, Volume 3, .Malang Yayasan Penerbit Gandum Mas, 2001. Pfeiffer, Charles F., Perjanjian Baru, Volume 3. Richard Clinton & Paul Leavenworth, Memulai Dengan Baik,Jakarta Metanoia, CRM Empowering Leaders Worldwide, 2004. Ridderbos , Herman, Paulus Pikiran Utama Teologi Paulus. Surabaya Momentum, 2008. Sabdono , Erastus, Menemukan Kekristenan yang Hilang, Jakarta Rehobot Literatur- Rehobot Ministry, 2015. Segenap penyusun, Alitab Edisi Studi,Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia LAI, 2014. Segenap penyusun, Ensiklopedi jilid ke II, Jakarta yayasan komunikasi bina kasih OMF, 2013. Smith SR, Fred, Memimpin dengan Integritas, Jakarta Yayasan Pekabaran Injil Imanuel, 2002. Sukardi, Imanuel, Holy Bible Berkat-berkat Surat Roma,Surakarta STT Berita Hidup, 2011. Tanihardjo, Budisatyo, Integritas Seorang Gembala Sidang Seorang Gembala Sidang dan Keberhasilan Pelayanan Di Gereja Gandum Mas, 2009. The Iversen – Norman Associates, Eight Translation New Testament King James Version, liveng Bible,.New York, 1974. Thiessen , Henry C., Teologi sistematika,Malang Gandum Mas 2000. Webster, Douglas D., kehidupan Kristen dalam kebudayaan duniawi, Malang Gandum Mas,1980. Wiersbe, Warren W., Nyata di Dalam Kristus,Bandung Kalam Hidup, 1972. ... Commentators Matthew Henry and Yonatan connet Luke 923 to the virtue of patience, the best preparation for martyrdom, in that a Christian should not indulge his pleasures and appetites, because indulgence of pleasure will make enduring toil more difficult; whereas the reality is that as Christians, we must conform to the imperative of Luke 923, and learn to endure hardships, and make the most of them Henry, 1994;Yonathan, 2019. Robert James Utley and also ...... First, the cross is an upright pole used as an instrument of torture for grave transgressions Petcu, 2019;Schneider, 1964. Even for the Jews the cross was a punishment for those who were cursed by God Schneider, 1964;Yonathan, 2019. The purpose of the crucifixion in the Roman era was essentially punishment for those who broke the law, because lawbreakers were seen as instigating chaotic and insecure conditions in the Roman state Bauer et al., 1979;Yonathan, 2019. ...... Even for the Jews the cross was a punishment for those who were cursed by God Schneider, 1964;Yonathan, 2019. The purpose of the crucifixion in the Roman era was essentially punishment for those who broke the law, because lawbreakers were seen as instigating chaotic and insecure conditions in the Roman state Bauer et al., 1979;Yonathan, 2019. ...Chandra HanHenny MamahitRobi PanggaraChristlikeness is the essence of the Christian life. Efforts to build spirituality in the era of technological progress have been widely analyzed, including for the millennial generation but are more at the level of phenomena. In general, the millennial generation is understood as those who were born in the range of 1987-2001. The contemporary lie in the world today is full of massive technological influence that changes human social life and even human spiritual life, especially creating the millennial generation. A fundamental question to be answered is how to build a spirituality that is relevant for the millennial generation in Indonesia. This article aims to demonstrate that attempts to build spirituality for the millennial generation in accordance with their characteristic must be based on and simultaneously aimed at being in the Christlikeness. This article will employ the literature method from books and journal articles. Specifically, most of the journal articles will cover the research within the last 10 years. There are three stages of analysis carried out, namely first, conducting a study on the characteristics of the millennial generation specifically in Indonesia, second, demonstrating the essence of spirituality which is Christlikeness by examining Luke 923, and thirdly efforts to build a spirituality that is relevant to the Christian millennial generation in Indonesia. Conclusions are the final part of this article. The implication of this research both theoretically and practically is addressed to the church, the parents, and Christian educators who deal with the millennials. There is an urgency for to understand the characteristics of the millennials that they can build their spirituality. Furthermore, all who deal with the millennials must provide a relevant context for the millennials such as technology, their spirit of freedom, the attachment to the family. The essence of spirituality which is Christlikeness must be delivered through all these characteristics.... So it is very good if this story is used to educate the faithful on acting as good citizens. Specifically how to become a leader and hold public office because this story was written so that every leader can learn from the leadership of Jesus, who was willing to sacrifice himself Yonathan, 2019. In other words, the story of suffering was written to demonstrate how the faithful might be a real sign of God's salvation presence by fighting for justice, truth, and peace in political life in this nation rather than to evoke feelings of piety or compassion for Jesus' suffering. ... Mathias AdonFX Armada RiyantoPius PandorAntonius MangisengiThe Church believed that her faith had social relevance. God, who is believed in, is responded to in concrete cultural and political situations. Therefore, the Church is no longer an isolated religious institution but integral to people's life experiences. Currently, the Indonesian nation is not only in a political crisis but also a crisis of political behavior. This crisis is exacerbated because the political elite has no shame in politics. Empirically, it is effortless to find examples of how there is no sense of shame because they have been guilty in society, and most prominently in the attitudes of political elites. It is no secret that many leaders and political elites are guilty of causing various crises, but when appearing in public, they do not show that they are guilty. Thus, this study aims to find the ethical values of the passion story of Jesus based on the Gospel of John. John presents the story of Jesus' passion for showing Jesus' empire as King through His "exaltation" on the Cross. Through this reading, leaders and public officials know and behave as leaders in front of the people. This research is a critical reading of the story of the passion of Jesus so that ethical points are found on how the political elite should act in the public sphere.... Orang percaya harus melihat bahwa apapun yang terjadi menjadi bagian penting untuk menyangkal diri dan pikul salib, sehingga pribadi Yesus menjadi nyata dalam kehidupannya. Yonathan, 2019 Itu sebabnya sangat penting untuk diteliti, supaya setiap orang percaya bisa memahami maksud dan rencana Tuhan dalam kehidupan mereka. Ini sebuah kesadaran penuh kepada Tuhan.Stevanus, ...Paulus Kunto BaskoroNi Putu SumarmiArman SusiloSWOT analysis in an effort made in business activites to determine future strategies to bo more successful in life. Abraham’s life experience as a father of believers is very interesting to analyze with SWOT so that it can be used an example in the relevance of today’s life. There is a life principle form father Abraham in living God’s call based on a SWOT analysis. And the SWOT principle applies to today’s believers. Literature research, specifically observing the Book of Genesis by exposing the passage with hermeneutic principles with help to get Abraham’s example in fulsilling God’s call. God-given wealth is strength in carrying out God’s call as promised by God. Free will in choosing first ia an opportunity to determine success even though it contains the test of life. The method used is descriptive literature method. This research will discuss about effective ways of evangelism, so that evangelism is more effective and can applied in all ages. The purpose of this writing is First, to understand the principles of Abraham’s life of faith. Second, stay faithful in the face of every test of life. Third, believers become strong individuals and are blessed by Menganalisis SWOT adalah suatu upaya yang dilakukan dalam kegiatan usaha untuk penetapan strategi ke depan agar lebih berhasil dalam kehidupan. Pengalaman hidup Abraham sebagai bapa orang beriman sangat menarik untuk dianalisa dengan SWOT sehingga dapat dijadikan teladan dalam relevansi kehidupan masa kini. Ada prinsip hidup dari bapa Abraham dalam menjalani panggilan Tuhan berdasarkan analisa SWOT. Dan prinsip SWOT diterapkan bagi orang percaya masa kini. Penelitian pustaka, secara khusus mengamati Kitab Kejadian dengan membuat eksposisi bagian itu dengan prinsip-prinsip hermeneutika akan menolong mendapatkan keteladan dari Abraham dalam memenuhi panggilan Tuhan. Kekayaan yang diberikan Tuhan merupakan kekuatan dalam menjalani panggilan Tuhan seperti yang dijanjikan Tuhan. Kehendak bebas dalam memilih terlebih dahulu merupakan peluang untuk menentukan keberhasilan meskipun di dalamnya terkandung ujian hidup. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif literatur. Penelitian ini akan membahas tentang cara yang efektif dalam penginjilan, sehingga penginjilan lebih tepat guna dan dapat diaplikasikan dalam segala zaman. Tujuan dalam penulisan ini adalah Pertama, mengerti prinsip-prinsip kehidupan iman bapa Abraham. Kedua, tetap setia dalam menghadapi setiap ujian hidup. Ketiga, orang percaya menjadi pribadi yang kuat dan diberkati Putra GuloAgus Mawarni HarefaYanuar Ada ZegaThe life of every God's people is never without serious problems, for example; skeptical of Christ, lack of self-knowledge as God's glorious creation, and doubts about his salvation. Referring to this problem, the writer conducts a theological analysis of the narrative of the Gospel of John. 31-21 as an alternative solution to the problem. The alternatives offered by this thought are as God's people, they must experience spiritual renewal in the sense that they are born again, have integrity and an attitude of life as they are, understand the concept of salvation correctly, and respect themselves as God's precious creation. This study uses a qualitative method with a library approach. The final conclusion of the author about "Effective Pastoral Counseling Services According to the Gospel of John 31-21" is, the meaning of Jesus' ministry to Nicodemus contains an understanding that is needed by today's Christians. Kosma ManurungFor the Pentecostals, Peter's life was always interesting to observe. Peter, who was originally just a fisherman, usually fished, but his encounter with God turned him into a fisher of men. In addition, there were various supernatural events that Peter saw and experienced in his life. One of the interesting events to study that occurred in Peter's ministry, is presented very nicely in Acts 932-43 which the researcher then makes the purpose of this article by framing it from the perspective of the Pentecostals. The use of the method of description and support from literature review is expected to provide a clear, accurate, and adequate picture of the story of Peter's life and ministry, an overview of the story of Peter's ministry in the passage of Acts 932-34, and the perspective of the Pentecostals regarding this story. For the Pentecostals this story of Peter's enrichment provides an example in leadership and ministry, a life filled with God's supernatural powers, the importance of doing good to others, and a mandatory choice to live in a community of spiritual community; Peter's ministry; Pentecostal Theology AbstrakBagi kaum Pentakostal, kehidupan Petrus selalu menarik untuk dicermati. Petrus yang awalnya hanya seorang nelayan yang biasanya menjala ikan, namun pertemuannya dengan Tuhan merubahnya menjadi penjala manusia. Selain itu, ada berbagai peristiwa supranatural yang Petrus lihat dan alami dalam hidupnya. Salah satu peristiwa menarik untuk dikaji yang terjadi dalam pelayanan Petrus, disuguhkan dengan sangat apik dalam Kisah Para Rasul 932-43 yang kemudian peneliti jadikan tujuan dalam artikel ini dengan membingkainya dari cara pandang kaum Pentakostal. Penggunaan metode deskripsi dan dukungan dari kajian literatur diharapkan bisa memberikan gambaran yang jelas, cermat, dan memadai terkait selayang pandang kisah hidup dan pelayanan Petrus, gambaran kisah pelayanan Petrus dalam perikop Kisah Para Rasul 932-34, dan cara pandang kaum Pentakostal terkait kisah ini. Bagi kaum Pentakostal kisah pelayaan Petrus ini memberikan keteladanan dalam kepemimpinan maupun pelayanan, adanya kehidupan yang dipenuhi kuasa supranatural Allah, pentingnya berbuat baik kepada sesama, dan pilihan wajib untuk hidup dalam komunitas orang kunci komunitas rohani; pelayanan Petrus; teologi pentakostalEfraim SinagaEveryone's difficulties in life can be experienced. And usually they are always shunned because this is uncomfortable for the human mind and body. Every human being always tries to make the difficulties live away from their life. But the reality is that life's hardships are unavoidable, especially during the Covid-19 Pandemic. All affected people, even many believe, are also affected in terms of economy, work, health and so on. Many of them respond by complaining, grumbling and even blaming God for making their faith weaker, but there are also those who respond by bringing themselves closer to God. Therefore, it is necessary for a Christian to know how the Bible views the difficulties of life that they are experiencing, so that their faith does not deteriorate further, they can be strengthened and continue to struggle in facing any difficulties in life that they experience. This paper will answer it, but the writing only contains the viewpoint of a Luke only. Luke's guide to life's difficulties can be explained by a simple exegesis of Luke's writings, namely the Gospel of Luke and the Acts of the hidup dapat dialami oleh setiap orang. Dan biasanya selalu dijauhi karena hal ini tidak mengenakkan bagi fisik maupun batin manusia. Setiap manusia selalu berusaha supaya Kesukaran hidup jauh dari kehidupan mereka. Tetapi kenyataanya Kesukaran hidup tidak dapat dihindarkan, secara khusus di masa Pandemi Covid-19 ini. Semua orang terdampak bahkan banyak percaya pun juga ikut terdampak baik dari segi ekonomi, pekerjaan, kesehatan dan lain sebagainya. Banyak di anatara mereka yang meresponinya dengan mengeluh, bersungut-sungut bahkan sampai menyalahkan Tuhan yang membuat iman mereka menjadi semakian lemah, tetapi ada juga yang meresponinya dengan membawa dirinya semakin dekat kepada Tuhan. Oleh sebab itu perlu bagi seorang Kristen untuk mengetahui bagaimana pandangan Alkitab tentang kesukaran hidup yang sedang mereka alami, sehingga mereka iman mereka tidak semakin merosot, mereka dapat semakin dikuatkan dan terus berjuang dalam menghadapi setiap Kesukaran hidup yang mereka alami. Tulisan ini akan menjawabnya tetapi tulisan hanyalah memuat tentang pandagan seorang Lukas saja. Pandangan Lukas mengenai kesukaran hidup ini akan dapat dijelaskan melalui eksegesis sederhana terhadap tulisan-tulisan Lukas, yaitu Injil Lukas dan Kisah Para Waharman Made Nopen SupriadiYesri Esau TalanThe principle of a believer's life is Christ-centered, but in the reality of life, there are still many human failures to live in the center of Jesus Christ. This problem occurs because of the many disputes in the context of the life of the believer which causes problems in maintaining unity, the existence of pressure and intimidation against the believer so that it has an impact on living a life centered on Jesus Christ. Through the descriptive analysis method of Paul's Letter to the Philippians, the author conducted an exegetical study of the Bible text of Philippians 127-30 which emphasizes the principle of living according to the Gospel of Christ, which provides applications so that believers live in unity, are not afraid of opponents and are ready to suffer. for Christ. So with this research to provide solutions to believers in order to continue to strive for unity and remain strong in Hidup LaiaThe passages 2 Timothy 4 1-5 describes the task of a servant of God. The intended form of duty and calling included the task and call to always preach the gospel, in all situation good or not. Reprimand and advise the wrong and provide healthy teaching. The task of preaching the gospel is the task of calling for service for all believers. This task must be carried out seriously and with patience. God's servant must have courage to reveal the truth to anyone, including the rulers. But before carrying out that task, the Servant of God must equipted himself first with the Word of God and always give a place to the Holy Spirit to dwell in him because by the Holy Spirit a person can able to control himself, suffer patiently and carry out his ministry to the end. Being a Servant of God has qualifications in 1 Tim. 3 2 Paul says that as a servant of God it must be "blameless." The blameless nature comes from the word anepilhmpton anepilemton which implies the fact that a servant should be someone who is no doubt about the character and sound knowledge of the Nas 2 Timotius 4 1-5 menjelaskan tugas seorang hamba Tuhan. Bentuk tugas dan panggilan yang dimaksudkan adalah meliputi tugas dan panggilan untuk selalu memberitakan Injil, baik atau tidak baik waktunya, menegur dan menasihati yang sala,h serta memberikan pengajaran yang sehat. Tugas pemberitaan Injil merupakan tugas panggilan pelayanan bagi semua orang percaya. Tugas ini harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh kesabaran. Hamba Tuhan harus berani menyatakan kebenaran kepada siapapun termasuk kepada para penguasa. Tetapi sebelum melaksanakan tugas itu hamba Tuhan harus terlebih dahulu membekali diri dengan Firman Tuhan dan senantiasa memberi tempat kepada Roh Kudus untuk berdiam dalam dirinya sebab oleh Roh Kuduslah seseorang mampu menguasai diri, sabar menderita dan dapat menunaikan tugas pelayanan sampai akhir. Menjadi hamba Tuhan memiliki kualifikasi dalam 1 Tim. 32 Paulus mengatakan bahwa sebagai pelayan Tuhan itu harus “tidak bercacat.” Sifat yang tak bercacat berasal dari kata anepilhmpton anepilemton yang menyiratkan fakta bahwa seorang pelayan seharusnya adalah seorang yang tidak lagi diragukan karakter serta pengetahuan Alkitab yang Blly Graham Christian Worker's HandbookBilly GrahamGraham, Billy, The Blly Graham Christian Worker's Handbook,Jakarta Persekutuan Pembaca Alkitab, KoyamaKoyama,Kosuke, No Handle on The Croos,London, Wycliffe Bible Commentary Tarsiran Alkitab WycliffeCharles F PfeifferPfeiffer, Charles F., The Wycliffe Bible Commentary Tarsiran Alkitab Wycliffe, Perjanjian Baru, Volume 3,.Malang Yayasan Penerbit Gandum Mas, Edisi Segenap PenyusunStudiSegenap penyusun, Alitab Edisi Studi,Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia LAI, 2014. Segenap penyusun, Ensiklopedi jilid ke II, Jakarta yayasan komunikasi bina kasih OMF, 2013.
Padamulanya mengikut Yesus tampaknya mudah sekali, karena mereka belum cukup lama mengikut Yesus. Sebenarnya khotbah mengenai kelakuan yang bermoral dan bersusila ditujukan hanya kepada beberapa pengikut terdekat yang dapat menerimanya. "Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid
10 commentsKomunitas menantikan kabar dari Anda!Masuk atau gabung ke Pixabay untuk melihat komentarTentang kreatorI'm a portrait photographer and illustrator in Brazil amateur. I am more than happy to share my photos and illustrations so others can use them for free. But, please do not SELL my images in any way without contacting me. Do not use them in any way without contacting me first. You can contact me on email waldryano Always help the artist with your donation >Café< A quem é Brasileiro e quiser me ajudar com a minha arte, aceito pix 042999350208
ApakahMengikut Pemimpin Agama Berarti Mengikut Tuhan? 2.000 tahun yang lalu, Juruselamat kita, Tuhan Yesus, datang untuk melakukan pekerjaan penebusan dan dikutuk secara gila-gilaan oleh para imam kepala, 26 November 2021
Tetapi Yesus berkata “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Lukas 9 62 Beberapa Minggu yang lalu ketika saya berkesempatan melayani di salah satu jemaat, saya merasa terberkati dengan khotbah yang disampaikan. Di bawah tema “Mengikut Yesus, Keputusanku”, tema yang menurut beberapa orang merupakan tema klasik yang sudah umum. Namun di balik tema tersebut, mengikut Yesus setidaknya ada tiga hal yang harus kita jalani walaupun tidak mudah jalannya. Pertama, kita harus mempersiapkan diri dalam sebuah perjalanan yang jauh dari kenyamanan. Kedua, mengikut Yesus membutuhkan komitmen dan pengorbanan dan yang ketiga kerelaan melepaskan masa lalu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Artinya mengikut Yesus, kita harus siap melangkah ke depan dan tidak menoleh ke belakang. Seringkali kita merasa bahwa mengikut Yesus, pastilah semuanya akan baik-baik saja. Namun jika kita menelaah lebih jauh, iman kita justru semakin bertumbuh ketika dalam mengikut Yesus begitu banyak “kerikil dan ketidaknyamanan” yang kita hadapi. Si pengkhotbah memberikan contoh ketika ada seorang anggota jemaat yang begitu tekun dan giat dalam pelayanan di gerejanya, namun dia harus menerima respons negatif yang dilontarkan salah seorang warga jemaat tempatnya bergereja. Respons tersebut hampir saja membuat orang tersebut undur dari pelayanan. Seringkali tanpa sadar, kita suka menghakimi orang yang sungguh-sungguh ingin melayani Tuhan hanya dengan melihat penampilan luarnya saja. Ilustrasi tersebut mengingatkan saya bahwa ketika begitu banyak ketidaknyamanan yang kita alami dan apabila kita sudah berkomitmen “Mengikut Yesus, keputusanku,” maka kita juga harus bersiap untuk tetap melayani Tuhan dengan segala talenta yang telah Tuhan beri berikut risikonya. Kita harus siap menerima segala macam ketidaknyamanan dalam melayani Tuhan. Tuhan mengetahui kedalaman isi hati kita, termasuk motivasi pelayanan kita. Kita dipanggil untuk menjadi pelayan Tuhan yang tangguh dan berkomitmen serta tidak lagi menoleh ke belakang. Inilah yang diingatkan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya dan kita. Saat kita sudah berkomitmen untuk melayani, untuk melakukan pekerjaan Tuhan, terimalah tanggung jawab dan risikonya. “Menoleh ke belakang” dalam perkataan Tuhan Yesus di Injil Lukas memberi kesan negatif. “Menoleh ke belakang” di sini bukan berarti kita bisa belajar dari kesalahan di masa lalu. Sebaliknya saat kita menoleh ke belakang, ada banyak hal yang bisa menghalangi kesungguhan kita dalam melayani masa lalu yang pahit, keluhan, kritik, atau keadaan kita yang menyenangkan di masa lalu. Selamat menikmati cinta kasih Tuhan dan selamat menjadi pengikut Tuhan yang terpanggil untuk memberi yang terbaik dan bukan yang sisa. Kiranya hanya cinta kasih Tuhan yang memampukan kita untuk menjadi pengikut Tuhan yang siap dibentuk dan terus melangkah ke depan. Jangan “menoleh ke belakang.” Soli Deo Gloria. Kumalawati Abadi
Andreasadalah murid pertama, tetapi dia kalah terkenal dari Petrus atau Yoha-nes. Tetapi menarik karena justru dirinyalah murid yang pertama memberitakan Injil ke orang-orang non-Yahudi (Yohanes 12: 20-22). Dia memberitakan Injil kepada orang Yunani. Paulus nanti yang akan memperlebar wilayah pelayanan itu. 1. Berhala Dalam Hati Nats Orang-orang ini menjunjung berhala-berhala mereka dalam hatinya Yehezkiel 143Bacaan Yehezkiel 141-8Ketika saya dan suami saya pergi mengabarkan Injil untuk pertama kalinya, saya prihatin melihat maraknya materialisme di masyarakat kami. Sebelumnya tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa saya pun bisa menjadi orang yang materialistis. Lagi pula, bukankah sewaktu kami pergi untuk mengabarkan Injil, kami pergi hampir tanpa membawa apa-apa? Bukankah kami harus tinggal di apartemen kuno yang tak terpelihara dengan perabotnya yang sudah usang? Saya pikir materialisme tidak bisa menyentuh perasaan tidak puas perlahan-lahan mulai berakar dalam hati saya. Tak lama kemudian, saya mulai memimpikan benda-benda bagus dan diam-diam merasa kesal karena tidak dapat memiliki benda-benda tersebut. Suatu hari, Roh Allah membuka mata saya terhadap suatu pemahaman yang menyentak. Materialisme tidak harus berarti memiliki harta benda, tetapi dapat berupa keinginan untuk memilikinya. Saya terpaku karena merasa bersalah telah bersikap materialistis! Tuhan telah menunjukkan bahwa ketidakpuasan saya telah menjadi berhala dalam hati saya. Hari itu saya menyesali dosa yang tidak kentara ini, dan saat itu juga Allah kembali menguasai hati saya sebagai singgasana-Nya yang sah. Sudah tentu saya merasakan kepuasan yang mendalam, bukan karena harta benda, melainkan karena zaman Yehezkiel, Tuhan pun menunjukkan penyembahan berhala di hati umat-Nya Yehezkiel 143-7. Dan sekarang, Dia rindu melihat kita membersihkan hati dari segala yang merusak kepuasan kita akan Dia —Joanie YoderBERHALA ADALAH SEGALA SESUATU YANG MERAMPAS SINGGASANA ALLAH YANG SAH2. Pandangan Belas KasihNats Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan Lukas 1033Bacaan Lukas 1025-37Ketika Francisco Venegas, penjaga sekolah di Colorado, mengamati anak-anak yang sedang asyik di tempat bermain, ia melihat seorang anak perempuan sembilan tahun jatuh dari bangku tanpa sebab yang jelas. Lalu dilihatnya wajah anak itu berkerut aneh. Melihat ada yang tidak beres, Francisco melaporkan apa yang telah dilihatnya ke kantor hari kemudian anak itu tiba-tiba mengalami serangan stroke dan dilarikan ke rumah sakit. Berdasarkan informasi Francisco, dokter pun memutuskan untuk melakukan scan otak. Dan benar, mereka menemukan tumor. Syukurlah, anak itu berhasil dioperasi dan orang menyebut Francisco Venegas "orang Samaria yang murah hati", seperti tokoh yang diceritakan Yesus tentang tiga orang yang melihat orang yang membutuhkan pertolongan. Dua orang pertama "melewatinya dari seberang jalan" Lukas 1031,32. Tetapi yang ketiga, seorang Samaria, memperlihatkan belas kasihan ayat 33-35.Belas kasihan tak berdiam diri saat melihat orang yang membutuhkan. Belas kasihan berarti mau terlibat dalam penderitaan orang lain karena tak kuasa meninggalkannya. Belas kasihan timbul dari hati yang terarah kepada Allah dan orang-orang yang sama-sama menjalani kehidupan Yesus mengenai orang Samaria yang murah hati diakhiri dengan satu perintah bagi kita "Pergilah, dan perbuatlah demikian" ayat 37. Yesus melihat setiap orang dengan pandangan belas kasih, dan Dia memanggil kita untuk melakukan hal yang sama- David McCaslandBELAS KASIHAN ADALAH KASIH YANG DITUNJUKKAN DALAM PERBUATAN 3. Allah IngatNats Dia sendiri tahu apa kita, dia ingat, bahwa kita ini debu Mazmur 10314Bacaan Mazmur 1036-22Saya tidak akan pernah melupakan pesan yang disampaikan oleh pendeta joseph bower kepada staf pelayanan rbc [radio bible class] dalam sebuah acara di gereja beberapa tahun yang lalu. ia menggunakan tiga ayat alkitab 2 Timotius 219; Mazmur 10314; 2Petrus 29 untuk menunjukkan bahwa allah memahami kita sepenuhnya, baik kelemahan, keterbatasan, maupun sifat yang saya ingat dengan jelas dari khotbah pendeta bower adalah saat ia membagikan pengalaman pribadinya yang menggambarkan mazmur 10314. pendeta bower adalah orang yang bertubuh besar dan kuat. ia juga aktif dalam kegiatan pembangunan gedung-gedung gereja di samping suatu hari ia ingin memindahkan sebuah tiang baja yang beratnya kurang lebih 150 kg. ia lalu meminta anaknya untuk memegangi salah satu ujung tiang dan meletakkannya di tempat yang diinginkan. anak muda itu mencoba mengangkat balok tiang yang besar itu, tetapi ia tidak kuat. bahkan akhirnya ia harus dirawat di rumah sakit. pendeta bower merasa sangat terpukul. karena merasa kuat, ia lupa kalau anaknya tidaklah sekuat dirinya. lalu ia berkata bahwa bapa kita di surga tidak pernah lupa akan kelemahan anak-anak-nya, karena "dia sendiri tahu apa kita, dia ingat, bahwa kita ini debu" mazmur 10314.Jika hari ini anda berbeban berat, tetaplah anda tenang. ingatlah bahwa tuhan tidak akan pernah membebani anda dengan beban yang lebih berat daripada beban yang dapat anda tanggung –richard de haanALLAH MENGETAHUI BATASAN BEBAN KITA, DENGAN KASIHNYA DIA AKAN MEMBATASI BEBAN KITA4. Keuntungan dari Kelemahan16 Januari 2003Nats Tetapi jawab Tuhan kepadaku "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" 2Korintus 129Bacaan 2Korintus 121-10Saya selalu senang mengobrol dengan teman lama saya semasa kuliah, Tom. Bersama-sama kami selalu mencoba memahami apa yang telah Tuhan ajarkan sejak kami terakhir hari Tom mengawali pembicaraan dengan senyum tersipu-sipu, "Aku sendiri hampir tak percaya jika aku membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menangkap pelajaran terakhir yang Allah ajarkan kepadaku. Padahal aku seorang guru Alkitab!" Ia bercerita tentang sederet pencobaan dan ujian yang telah ia dan keluarganya hadapi. Karena pengalaman itu, ia merasa tak layak mengajar di kelas Sekolah Minggu dewasa. "Minggu demi minggu aku merasa sangat gagal," akunya, "dan terus bertanya-tanya apakah hari Minggu ini akan menjadi Minggu terakhir sebelum aku mengundurkan diri."Pada suatu hari Minggu seorang wanita muda tetap tinggal di kelas Sekolah Minggu dewasa sesudah pelajaran berakhir untuk berbicara dengan Tom. Ia adalah teman keluarganya, jadi ia tahu setiap hal yang mereka alami. "Tom," katanya, "saya harap kau tidak salah mengerti, tapi sesungguhnya kau menjadi guru yang jauh lebih baik justru ketika sedang mengalami masa-masa sulit."Tom tersenyum sambil berkata kepada saya, "Pada saat itulah aku merasa dapat memahami tanggapan Tuhan terhadap duri dalam daging yang dialami Paulus 'Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna'" 2 Korintus 129.Ketika kita sadar betapa kita membutuhkan Allah, Dia akan menguatkan kita. Itulah keuntungan dari kelemahan -Joanie YoderDALAM MASA-MASA SULIT ALLAH MENGAJAR KITA UNTUK PERCAYA5. Pikiran yang BaikNats Semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu Filipi 48Bacaan Filipi 41-9Menurut seorang anak lelaki, “Berpikir adalah saat mulut kita diam dan kepala kita berbicara sendiri.”Tatkala kepala kita berbicara sendiri, saat itulah terungkap bagaimana kita bertindak secara moral dan spiritual. Untuk membentengi pikiran kita dan menghalangi masuknya pengaruh yang dapat menghalangi perjalanan kita dengan Allah, kita harus menggunakan pikiran kita sesuai dengan memberi kita tuntunan yang jelas tentang hal itu, yakni dengan menyebutkan hal-hal baik yang seharusnya kita pikirkan. Sebagai contoh, Mazmur 12 dan Mazmur 11997 memerintahkan kita untuk merenungkan firman Allah siang dan malam. Itulah yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam benak kita juga harus menjalani kehidupan, dan kita tidak mungkin menghabiskan seluruh waktu kita untuk terus-menerus merenungkan Kitab Suci. Meskipun demikian, kita juga membutuhkan tuntunan, apalagi saat memikirkan aspek duniawi dalam hidup kita. Paulus meminta kita supaya memikirkan semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, yang disebut kebajikan dan patut dipuji Filipi 48. Dalam menjalani segala aktivitas kita sehari-hari, hal-hal itulah yang seharusnya menguasai pikiran kepala kita “berbicara sendiri”, pikiran kita seharusnya berkata, “Jangan masukkan pikiran kotor dan tidak baik!” Apabila kita berpikir seperti itu, kita akan tahu apa yang harus kita lakukan, bagaimana cara bertingkah laku, ke mana harus melangkah, dan apa yang harus dikatakan -Dave BranonPIKIRAN YANG BAIK AKAN MENUNTUN KITA PADA HIDUP YANG BENAR6. Bebas dari Rutinitas2 April 2003Nats Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri Matius 1423Bacaan Markus 132-39Kapan terakhir kali Anda membaca Alkitab sembari duduk di bawah rindangnya pohon ek? Pernahkah Anda berdoa di tepi sungai kecil sambil merasakan sejuknya air yang mengalir membasahi kaki Anda? Bukankah suatu hal yang menyenangkan apabila kita merenungkan firman Allah sambil memandangi matahari yang terbit di balik cakrawala?Mungkin tidak semua orang dapat melakukan hal-hal di atas. Namun, kita semua dapat membebaskan diri dari cara rutin saat teduh kita bersama Allah. Kadang kala, kebiasaan kita dalam bersaat teduh dapat membantu untuk bertumbuh lebih dekat kepada Allah. Namun, kebiasaan itu terkadang bisa menjadi kering dan tidak ada alasan bagi kita untuk merasa bosan karena Allah menciptakan dunia yang begitu indah dan penuh keanekaragaman. Tak ada sukacita yang berkurang sewaktu kita menyembah Sang Juruselamat yang rela menderita dan mati bagi kita demi membayar hukuman dosa kita. Tak ada alasan untuk merasa jemu didiami oleh Roh Kudus yang memberi kita kekuatan untuk memenuhi kehendak bagaimana caranya supaya saat teduh kita tidak menjadi kering? Caranya adalah dengan membebaskan diri dari rutinitas yang biasa dilakukan dan membuat variasi saat teduh kita bersama hendak melakukan penyembahan, Yesus mencari tempat yang sunyi, jauh dari keramaian orang-orang dan kesibukan pelayanan Markus 135. Kita pun perlu melakukan hal yang sama. Kita perlu membebaskan diri dari rutinitas -Dave BranonWAKTU YANG DIHABISKAN BERSAMA TUHAN MERUPAKAN WAKTU YANG DIHABISKAN DENGAN BAIK7. PemangkasanNats Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah Yohanes 152Bacaan Yohanes 151-11Di tiap kebun anggur, seorang pengurus kebun anggur memangkas ranting-ranting pohon anggur agar menghasilkan lebih banyak buah. Dalam pengertian rohani, terkadang Bapa surgawi kita harus memperlakukan kita dengan cara yang sama, yaitu memangkas kehidupan kita. Tak hanya ranting-ranting mati yang harus dibuang, tetapi terkadang bahkan yang masih hidup dan penting pun harus dibuang agar dapat menghasilkan buah yang lebih baik dan macam keadaan dapat menjadi pisau pemangkas di tangan Tuan Pemilik Kebun Anggur. Pisau itu dapat berupa isyarat penolakan, perkataan tidak ramah, atau bahkan tanpa kata. Bisa jadi itu berupa rasa frustrasi karena terus-menerus hidup dalam kegaduhan dan kebingungan, menghadapi tugas sehari-hari, sehingga tidak punya kesempatan untuk menemukan tempat yang tenang untuk menyendiri. Atau mungkin saat menunggu campur tangan Allah ketika tampaknya tidak ada harapan sama sekali dan kita tidak punya teman yang bisa pisau pemotong itu dikendalikan oleh sepasang tangan yang penuh kasih. Tuan Pemilik Kebun Anggur tahu apa yang bisa kita dapatkan dan Dia tahu bahwa kita akan menjadi lebih mengasihi, bersukacita, damai, penuh toleransi, baik hati, dapat dipercaya, lembut, percaya diri - lebih kuat dan lebih baik daripada keadaan kita sekarang tidak perlu menghindari pisau itu, tetapi memercayai tangan yang memegangnya. Bapa kita di surga mempunyai satu tujuan, yaitu untuk menghasilkan buah yang baik dalam diri kita —David RoperMENGHASILKAN BUAH + PEMANGKASAN = LEBIH BANYAK BUAH8. Membentuk Diri Kita24 Juni 2004Nats Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak Ibrani 126Bacaan Ibrani 121-11Ketika suami saya masih kecil, ibunya terkadang memarahi dan menghukumnya karena ia tidak taat. Suatu kali ketika sedang dimarahi, ia memohon kepada ibunya, “Ibu seharusnya memperlakukan anak Ibu dengan baik!” Ucapan ini menyentuh hati ibunya yang lembut. Tetapi karena mengasihi anaknya, sang ibu tetap menghukum dan mendidiknya. Bertahun-tahun kemudian, sebagai seorang misionaris Bill sangat bersyukur atas keteguhan kasih ibunya yang telah membentuk dirinya seperti pun menghukum dan mendidik anak-anak-Nya yang berbuat salah. Dia dapat melakukannya secara langsung 1 Korintus 1129-32, atau melalui kesukaran hidup untuk meluluhkan, membentuk, dan menjadikan kita semakin menyerupai Yesus. Dalam Ibrani 126, kita percaya bahwa “Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya”. Tentu saja hajaran dari Allah rasanya tidak enak. Bahkan. Kadang-kadang kita berpikir bahwa hajaran itu menghancurkan kita. Tetapi hajaran Allah merupakan hal penting yang dapat menyelamatkan kita dari kehancuran akibat cara hidup kita yang egois dan keras tidak menyukai pendisiplinan Allah, dikatakan bahwa didikan itu akan melatih kita untuk hidup benar dan kudus ayat 7-11. Daripada menolak perbaikan yang diberikan Allah, kita dapat berserah kepada-Nya, percaya bahwa Dia ingin rohani kita bertumbuh. Bagaimanapun keadaan kita, Allah sangat memahami kesulitan yang kita hadapi dan bekerja dengan penuh kuasa demi kebaikan yang teguh sedang membentuk kita —Joanie YoderPENDISIPLINAN ALLAH DIRANCANG UNTUK MENJADIKAN KITA SERUPA DENGAN PUTRA-NYA9. Mereka Mengerti18 Desember 2003Nats [Allah] yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam- macam penderitaan 2Korintus 14Bacaan 2 Korintus 13-11Beberapa hari sebelum Natal, kami menerima sebuah karangan bunga yang indah beserta kartu ucapan yang berbunyi, "Turut mengenang kehilangan yang Anda alami dan semoga Natal serta Tahun Baru Anda beserta keluarga penuh berkat. Teriring kasih dan doa, Dave dan Betty."Tujuh bulan yang lalu, saudara perempuan saya, Marti, dan suaminya, Jim, meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Ini adalah Natal pertama kami tanpa mereka, sehingga kami sungguh mendapatkan dukungan luar biasa dari sahabat yang memedulikan kehilangan kami dan yang mengungkapkan kasih dalam wujud dan Betty memahami kedukaan dan kebutuhan kami untuk mengalami pemulihan Allah, karena dua dekade sebelumnya anak perempuan mereka bunuh diri. Karena telah mengalami penghiburan dari Tuhan selama bertahun-tahun, mereka pun dapat mendampingi kami dengan penuh kepekaan dan kasih seperti itu merupakan contoh langsung dari perkataan Paulus "Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan ... menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah" 2Korintus 13,4.Ketika Allah menyentuh hati kita yang terluka dengan kedamaian-Nya, kita secara unik diperlengkapi untuk membagikan pengalaman itu kepada orang lain. Alangkah indahnya hadiah yang diberikan dan diterima pada hari Natal! -David McCaslandALLAH TIDAK MENGHIBUR KITA UNTUK MEMBUAT KITA TERHIBURTETAPI UNTUK MEMBUAT KITA MENJADI PENGHIBUR10. Dua Anak Perempuan28 Maret 2004Nats Datanglah seorang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati ...” Lukas 849Bacaan Lukas 840-42,49-56Sebelumnya saya tidak pernah banyak berpikir tentang Yairus. Saya memang pernah mendengar kisah tentang kepala rumah ibadat ini, dan saya tahu ia meminta Yesus untuk datang ke rumahnya dan menyembuhkan anak perempuannya yang hampir mati. Namun, saya tak pernah memahami dukacitanya yang mendalam. Saya tidak pernah mengerti betapa hancur hatinya ketika seorang utusan dari keluarganya datang dengan membawa berita, “Anakmu sudah mati.” Tidak, saya tidak pernah mengerti kesedihan dan deritanya, sampai saya mendengar ucapan yang sama seperti itu dari seorang polisi yang datang ke rumah kami pada tanggal 6 Juni perempuan Yairus berusia 12 tahun, meninggal karena sakit. Anak perempuan kami berusia 17 tahun, meninggal karena kecelakaan mobil yang menghancurkan hati keluarga perempuan Yairus dihidupkan kembali oleh jamahan tangan Yesus. Meski pun kami tahu anak perempuan kami Melissa takkan hidup kembali secara fisik, kami yakin ia dipulihkan secara rohani melalui pengurbanan kasih Yesus ketika ia memercayai-Nya sebagai Juruselamat dalam hidupnya. Kini penghiburan itu datang ketika kami tahu bahwa keberadaannya yang kekal bersama Tuhan sudah anak perempuan. Yesus yang sama. Dua hasil yang berbeda. Dan jamahan Yesus yang penuh cinta dan belas kasihan merupakan mukjizat yang dapat membawa damai sejahtera bagi hati yang berduka, seperti hati Yairus, hati saya, dan hati Anda —Dave BranonDI TENGAH PADANG GURUN PENCOBAAN ALLAH MENYEDIAKAN MATA AIR PENGHIBURAN11. "ia di Surga"25 September 2004Nats Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan Filipi 121Bacaan 2Korintus 51-8Pada tanggal 28 Agustus 2003, sahabat saya Kurt De Haan, mantan redaktur pelaksana Our Daily Bread, meninggal karena serangan jantung ketika makan siang. Ketika mendengar berita itu, saya berkata kepada diri sendiri, "Ia di surga." Kata-kata itu sungguh menghibur hari kemudian saya bercakap-cakap dengan mantan pendeta saya, Roy Williamson, yang berusia delapan puluhan. Saya menanyakan keadaan seorang pria di jemaat kami. "Ia sudah di surga," jawabnya. Saya lalu menanyakan seorang jemaat lain. "Wanita itu juga sudah di surga," jawabnya. Kemudian, dengan mata berbinar-binar, ia berkata, "Saya mengenal lebih banyak orang di surga daripada di dunia."Kemudian saya merenungkan perkataan Pendeta Williamson itu. Ia sebenarnya dapat dengan mudah berkata, "Ia sudah meninggal," atau "Wanita itu sudah tiada." Namun, betapa meneguhkan saat mendengar bahwa orang kudus yang dikasihi Allah telah berada di surga. Alangkah bersukacitanya mengetahui bahwa ketika orang-orang yang memercayai Kristus meninggal, mereka langsung bersama Yesus! Rasul Paulus menjelaskannya demikian, "Tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan" 2 Korintus 58. Tak ada lagi rasa sakit, kesedihan, dan dosa. Yang ada hanyalah kedamaian, sukacita, dan masih berdukacita ketika seorang percaya yang terkasih meninggal. Dukacita adalah ungkapan kasih. Tetapi pada hakikatnya ada sukacita yang tidak tergoyahkan, karena kita tahu orang yang kita kasihi ada di surga -Dave EgnerANAK-ANAK ALLAH TIDAK PERNAH MENGUCAPKAN PERPISAHAN UNTUK TERAKHIR KALINYA12. Menyanyikan Kasih-muNats Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya Mazmur 89124 Februari 2005Bacaan Wahyu 58-14Saya sedang berkendara menuju tempat kerja sambil mendengarkan stasiun radio kristiani lokal. Di tengah-tengah senda-gurau pagi terdengarlah lagu, “Aku Dapat Menyanyikan Kasih-Mu Selamanya”.Saya tidak tahu apa yang terjadi pada diri saya. Segera setelah lagu pujian yang indah ini diputar, saya merasakan air mata saya bercucuran. Saya sedang berada dalam perjalanan menuju tempat kerja, dan saya tidak bisa melihat jalan gara-gara sebuah lagu. Apa yang sebenarnya tengah terjadi?Sesampainya di tempat kerja, saya duduk di dalam mobil, berusaha mengetahui apa yang sedang terjadi. Akhirnya saya menemukan jawabnya. Lagu itu mengingatkan saya bahwa walaupun di bumi ini dimulai hari baru untuk melakukan kegiatan normal, putri saya Melissa kini mendapatkan kepenuhan dari harapan atas lagu itu di surga. Saya dapat membayangkan dengan jelas ia sedang menyanyikan cinta kasih Allah, mendahului kita semua dalam menyanyikan lagu abadi tersebut. Memahami sukacita Melissa sementara kami sendiri diingatkan akan kesedihan kami karena ia sudah tidak bersama kami lagi, merupakan momen yang manis bercampur kita kebanyakan seperti itu. Sukacita dan penderitaan jalin- jemalin. Oleh sebab itu, kita perlu mengingat kemuliaan Allah. Kita perlu melihat sekilas masa depan kita yang penuh sukacita yang dijanjikan di hadapan Penyelamat kita. Dalam kesedihan hidup, kita perlu mencicipi sukacita, yakni sukacita yang datang saat kita menyanyikan cinta kasih Allah dan menikmati kehadiran-Nya selamanya —Dave BranonMEREKA YANG MENGENAL KRISTUS SEKARANG AKAN MENYANYIKAN PUJIAN KEPADA-NYA SELAMANYA13. Dia Selalu SetiaNats Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan Mazmur 11990Bacaan Mazmur 11989-96Jim dan Carol Cymbala terus-menerus berdoa, memuji, dan berkhotbah meskipun selama dua tahun keluarga mereka mengalami hal yang menyedihkan. Putri remaja mereka, Chrissy, telah berpaling dari Allah yang mereka kasihi dan layani dengan setia. Meskipun hati mereka sangat terluka, Jim dan Carol tetap melanjutkan pelayanannya bagi jemaat Gereja Tabernakel Brooklyn di New orang mengira bahwa Carol menulis lagu yang berjudul "Dia Selalu Setia" setelah putrinya bertobat secara dramatis. Namun, ternyata tidak. Ia menuliskan lagu itu sebelum kejadian tersebut. Carol menyebut lagu itu sebagai "lagu pengharapan yang tercipta di tengah-tengah penderitaanku". Saat hatinya sangat terluka, Carol mengatakan bahwa lagunya "menenangkan jiwaku, dan berulang kali menguatkanku". Lirik yang ditulisnya pada saat yang berat itu telah membantunya untuk terus melangkah. Meskipun putrinya belum bertobat, Carol masih bisa memuji kasih setia-Nya di dalam waktu kemudian, saat Chrissy pulang ke rumah dan berlutut memohon ampun kepada kedua orangtuanya, kebenaran yang tertulis dalam Mazmur 11990 menjadi terlihat begitu nyata di mata Carol. Kesetiaan Allah tidak hanya akan tampak bagi keturunan kita saja, melainkan dari keturunan ke keturunan! Carol memperoleh pengalaman baru seperti yang tertuang dalam sebaris lirik lagunya yang telah memberi berkat bagi banyak orang "Apa yang kupikir mustahil, kini telah kulihat Allah melakukannya!" -Julie LinkJIKA HANYA ALLAH YANG ADA PADA KITA KITA TAHU BAHWA ALLAH SAJA SUDAH CUKUP 14. Dukacita Tak TerdugaNats Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan 2Korintus 13Bacaan 2Korintus 13-11Sejak tahun 1988 saya senang bisa menulis beberapa artikel Renungan Harian setiap bulan. Saya mendapat banyak berkat ketika menyelami Kitab Suci, mengulas kehidupan, dan memberi pertolongan rohani melalui penerbitan pada tangal 6 Juni 2002 saya merasa tak bisa lagi memberi pertolongan rohani. Pada hari terakhirnya di sekolah menengah, Melissa, anak perempuan kami yang berusia 17 tahun, meninggal dalam kecelakaan peristiwa itu menjadi ujian atas segala yang kami ketahui mengenai Allah, Alkitab, dan surga. Kami membutuhkan komunitas kristiani untuk menumbuhkan kembali harapan kami, saat kami harus menyaksikan pemakaman anak perempuan kami yang telah menyentuh sedemikian banyak orang dengan senyum, kesalehan, cinta terhadap kehidupan, dan perhatiannya kepada orang tak bisa menulis selama berminggu-minggu. Apa yang dapat saya sampaikan? Bagaimana saya bisa menemukan kata-kata untuk membantu orang lain saat keluarga saya-saat saya sendiri-sangat membutuhkan dukungan?Kini, berbulan-bulan sesudahnya, saya mulai menulis lagi. Dan saya bisa mengatakan bahwa Allah tidak berubah. Dia tetaplah Bapa surgawi yang penuh kasih, "Allah sumber segala penghiburan" 2 Korintus 13. Dia tetap Allah yang menjadi sumber harapan saat menghadapi dukacita yang tak terduga. Saya menulis tentang Dia dengan kesadaran baru bahwa saya membutuhkan jamahan-Nya, kasih-Nya, kekuatan-Nya. Saat hati saya hancur, saya menulis tentang Dia, satu-satunya Pribadi yang bisa membuat kita utuh kembali-Dave BranonKETIKA ALLAH MENGUJI KITA DIA PUN MENYEDIAKAN PENGHIBURAN15. Kegelapan di Tengah MalamNats Mereka inilah ... bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya Yudas 12,13Bacaan Wahyu 20Ketika saya masih kecil, keluarga kami berkunjung ke sebuah tambang tembaga tua. Setelah turun ke dalam tambang itu, pemandu kami tiba- tiba memadamkan senternya dan kami pun diliputi kegelapan yang terasa mencekam. Seakan-akan kami dapat menyentuh kegelapan bertahun-tahun berlalu, kenangan tersebut mengingatkan saya berulang kali tentang perkataan Yesus yang berkaitan dengan orang yang terhilang, yang “dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap” Matius 812. Kegelapan di dalam gua selama beberapa saat sudah begitu mencekam, dan coba bayangkan bagaimana rasanya apabila kegelapan itu berlangsung selamanya!Pada zaman sekarang, kita sudah jarang mendengar pembicaraan tentang neraka. Namun, itu bukan berarti tidak ada tempat semacam Anda memikirkan di mana Anda akan menghabiskan waktu dalam kekekalan? Berdasarkan Kitab Suci, Anda dapat melewatkan kekekalan pada salah satu dari kedua tempat ini, yakni surga atau Anda belum tahu persis tentang surga, mengapa Anda tidak berdoa seperti ini sekarang juga, “Tuhan Yesus, saya percaya Engkau mati di kayu salib untuk dosa-dosa saya dan bangkit dari kematian. Sekarang saya menerima-Mu sebagai Juruselamat saya. Saya tidak ingin menjadi yang terhilang. Saya ingin masuk surga. Selamatkanlah saya!”Yesus berjanji, “Barang siapa datang kepadaku, ia tidak akan Kubuang” Yohanes 637 —Richard De HaanSETIAP PENDOSA PASTI DIAMPUNI ATAU JIKA TIDAK, DIHUKUMSumber Ilustrai Khotbah; Jawabanyang cepat ‘kami dapat’, ketika Yesus bertanya tentang minum cawan dan baptisan adalah juga menunjukkan kekurangpahaman mereka mengenal Yesus. Mereka memahami minum cawan dan baptisan hanya sekedar persyaratan dunia. Mereka mengikut Yesus tetapi tidak paham arah dan tujuannya. Ini sudah kacau. Seorang pemuda yang kaya raya tinggal di sebuah rumah yang sangat besar dengan lusinan kamar. Setiap kamar lebih nyaman dan lebih indah dibandingkan kamar sebelumnya. Di dalam rumah itu terdapat berbagai karya seni lukis dan pahatan, lampu-lampu kristal, serta pegangan tangan berukir berlapis emas pada setiap tangga. Lebih indah dari apa yang kebanyakan orang pernah melihat. Suatu hari pemuda tersebut memutuskan untuk mengundang Tuhan datang dan tinggal bersamanya di rumah itu. Ketika Tuhan datang, pemuda ini menawarkan kepadaNya kamar yang terbaik di dalam rumah itu. Kamar tersebut terletak di ujung bagian atas. "Yesus, kamar ini milikMu! Tinggallah selama Engkau mau dan lakukan apa yang Engkau mau lakukan di dalam kamar ini. Ingat, ini adalah kamarMu." Malam harinya, ketika pemuda tersebut sudah bersiap untuk istirahat, terdengar bunyi ketukan yang sangat keras di pintu depan. Mendengar ketukan itu, pemuda tersebut turun untuk membukakan pintu. Ketika dia membuka pintu, dia melihat bahwa iblis telah mengirim tiga roh jahat untuk menyerangnya. Dia dengan cepat menutup pintu, tetapi salah satu roh jahat mengganjal pintu itu dengan kakinya. Beberapa saat kemudian, setelah bertarung dengan sekuat tenaga, pemuda tersebut berhasil menutup dan mengunci pintu kemudian kembali ke kamarnya dalam keadaan sangat lelah. "Bayangkan!" pikir pemuda itu. "Yesus ada di atas, tidur dalam ruangan yang terbaik sedangkan saya bertarung melawan roh-roh jahat di bawah. Oh, mungkin Dia tidak mendengar." Pemuda itu tidur sangat sebentar malam itu. Keesokan harinya, segala sesuatunya berjalan dengan normal dan karena merasa sangat lelah, pemuda tersebut tidur agak awal pada malam harinya. Sekitar tengah malam, terdengar ada yang menggedor-gedor pintu depan seolah-olah akan mendobrak pintu. Pemuda tersebut menuruni tangga lagi dan membuka pintu serta menjumpai lusinan roh jahat berusaha masuk ke dalam rumahnya yang indah. Selama lebih dari tiga jam pemuda itu bertarung melawan mereka dan akhirnya membuat mereka mundur, cukup untuk menutup pintu. Pemuda itu sangat kehabisan tenaga. Dia sama sekali tidak mengerti. Mengapa Tuhan tidak datang untuk menolong? Mengapa Dia membiarkan aku bertarung seorang diri? Dengan gundahnya, dia berjalan ke sofa dan tidur dengan tidak nyaman. Keesokan paginya, dia memutuskan untuk bertanya kepada Tuhan mengenai segala yang terjadi pada dua malam tersebut. Perlahan-lahan dia berjalan ke kamar tidur yang sangat indah di mana Yesus ia tempatkan. "Yesus," panggilnya sambil mengetuk pintu. "Tuhan, aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Selama dua malam ini saya harus bertarung membuat si jahat pergi dari pintu rumahku, sementara Engkau tidur di sini. Tidakkah Engkau memperhatikanku? Bukankah aku telah memberikan kepadaMu ruangan yang terbaik di dalam rumah ini?" Pemuda tersebut melihat Yesus menitikkan air mata, tetapi dia meneruskan, "Aku tidak mengerti, aku berpikir bahwa jika aku mengundangMu untuk tinggal bersamaku, Engkau akan menjagaku, dan aku berikan kepadaMu kamar yang terbaik dalam rumahku. Apalagi yang harus aku perbuat?" "Anakku yang kukasihi," Yesus berkata dengan sangat lembut. "Aku sungguh-sungguh mengasihi engkau dan sangat memperhatikanmu. Aku melindungi apa yang engkau berikan kepadaKu untuk Kujaga. Tetapi ketika engkau mengundangKu untuk datang dan tinggal di sini, engkau membawaKu ke kamar yang indah ini dan menutup pintu ke bagian lain dari rumah ini. Aku menjadi Tuhan atas kamar ini dan tidak ada roh jahat yang bisa masuk kemari." "Oh, Tuhan, ampuni aku. Ambillah seluruh rumahku - semuanya milikMu. Aku menyesal tidak menyerahkan kepadaMu seluruhnya. Aku ingin Engkau mengatur semuanya." Sambil berkata demikian, dia membuka pintu kamar itu dan berlutut di kaki Yesus. "Tuhan, ampuni aku karena aku hanya memikirkan diriku sendiri." Yesus tersenyum dan berkata bahwa Dia telah mengampuni pemuda itu dan Dia akan mengatur segala sesuatunya mulai saat itu. Malam itu, ketika si pemuda bersiap untuk tidur dia berpikir, "Aku ingin tahu apakah roh-roh jahat itu akan kembali, aku bosan menghadapi mereka setiap malam." Tapi dia tahu bahwa Yesus akan membereskan semuanya sejak saat itu. Sekitar tengah malam, terdengar suara menggedor-gedor pintu yang sangat menakutkan. Si pemuda keluar dari kamarnya dan melihat Yesus menuruni tangga. Dia menyaksikan dengan penuh kekaguman ketika Yesus membuka pintu, tanpa merasa takut. Setan berdiri di muka pintu meminta untuk masuk. "Apa yang engkau inginkan?", tanya Tuhan. Si iblis menunduk di hadapan Tuhan, "Maaf, tampaknya saya salah alamat." Dengan perkataan tersebut iblis dan pasukannya pergi menjauh. Inti dari kisah ini adalah Yesus menginginkan engkau seutuhnya, bukan hanya sebagian. Dia akan mengambil semua yang engkau berikan kepadaNya, dan tidak lebih dari itu. Seberapa bagian dari hati yang telah engkau berikan kepada Tuhan? Masih adakah bagian yang tidak engkau berikan kepadaNya? Mungkin serangan-serangan itu akan datang semakin dahsyat dari hari ke hari. Mengapa tidak membiarkan Tuhan berperang untukmu? Dia selalu menang. Tuhan membuat segala sesuatunya mudah bagi manusia, segala kerumitan manusia berasal dari dirinya sendiri. Jesus in the House" - Jonathan L. Williams cpAUB.
  • 8bs7clykrw.pages.dev/444
  • 8bs7clykrw.pages.dev/12
  • 8bs7clykrw.pages.dev/106
  • 8bs7clykrw.pages.dev/75
  • 8bs7clykrw.pages.dev/188
  • 8bs7clykrw.pages.dev/430
  • 8bs7clykrw.pages.dev/135
  • 8bs7clykrw.pages.dev/28
  • ilustrasi khotbah tentang mengikut yesus